Sudah menjadi persepsi bagi mahasiswa bahwa yang memiliki IPK terbaik adalah yang paling terbaik. Indeks Penilaian Kumulatif atau yang lebih sering dikenal dengan IPK adalah mekanisme penilaian keseluruhan prestasi dalam sistem perkuliahan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Hal tersebut wajar bagi mahasiswa peraih IPK terbaik atau tinggi merasa bangga dengan apa yang telah dihasilkan. Bila IPK terbaik dapat dibanggakan oleh mahasiswa di lingkungan kampus, namun hal tersebut tidak berlaku sepenuhnya di lingkungan pekerjaan.
Tanpa dipungkiri, satu-satunya hal yang mendorong seseorang untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan sesuai dengan harapan yang diinginkan. Sementara untuk mendapatkan pekerjaan yang baik atau dapat dikatakan bagus , memiliki syarat yang juga sama besar bagi calon pelamarnya, salah satunya memang IPK. Tetapi, selain hal tersebut masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan. Selain pintar, perusahaan juga mencari lulusan yang memiliki soft skill yang baik, salah satunya adalah pengalaman bekerja.
Pemikiran mahasiswa untuk terus-terusan mengejar IPK yang tinggi merupakan masalah utama. Mereka tidak membuka diri terhadap informasi mengenai dunia kerja. Untuk mendapatkan pekerjaan yang benar-benar besar perlu pengalaman bekerja yang besar pula. Bila seorang mahasiswa tidak menghabiskan waktunya untuk mengejar nilai IPK saja, namun juga menerjukan diri mereka kedalam suatu pekerjaan, maka kelak pekerjaan yang besar dan sesuai harapan mampu terwujudkan. Bekerja sebagai karyawan disebuah toko di mall misalnya, meskipun pekerjaan tersebut mampu dilakukan oleh banyak orang, namun pengalaman bekerja dari hal kecil tersebut mampu berkembang besar nantinya.
*Oleh: Yurizal S (Peserta Magang LPM SIAR 2014)