Judulnya sudah benar, 12 Pertanyaan yang Ingin Kalian Tanyakan Sama Pekerja Teks Komersial. Tidak ada kesalahan tipografi satu huruf pun.
Teks bisa dikomersialkan, selain penulis pada umumnya ada jenis alias penyebutan nama profesinya yang paling sering kita dengar ada tiga, yakni Ghostwriter, Co-Writer, danPenulis calo. Simak perbedaannya.
Co-Writer
Co-Writer (CW) atau juga biasa disebut sebagai Co-Author adalah penulis yang memposisikan diri sebagai penulis kedua setelah penulis pertama—yang memiliki ide. Jadi CW lebih mudah diartikan sebagai penulis pendamping.
CW biasanya berasal dari kalangan jurnalis atau editor yang selain cakap dalam menulis juga harus dapat beradaptasi dengan orang lain, sebab menjadi CW haruslah bisa berkolaborasi dengan baik. Baik di sini tentu bukan berarti tiada berdebatan, dalam artian bisa menjadi partner yang baik soal penulisan dengan penulis pertama—pemilik ide. Karena digarap bersama, tentu harus ada kesepakatan di antara keduanya dalam pembagian royalti.
Penulis CW yang terkenal salah satunya adalah Mark Victor Hansen untuk menulis kumpulan kisah Chicken Soup bersama Jack Canfield.
Ghostwriter
Memiliki padanan kata “penulis siluman” dan “pengarang untuk orang lain” ghostwriter (GW) adalah profesi yang dilakoni sekelompok atau individu dalam kategori penulis jasa. Jadi singkirkan jauh-jauh kalau kalian berpikir ghostwriter merupakan karya tulis cerita seram. Profesi GW sebenarnya sudah lama ada di Indonesia. Mengapa disebut GW sebenarnya sesuai dengan namanya, bekerja layaknya “hantu” alias samar dan tak terlihat. Dalam sebuah proyek penulisan, nama GW memang tidak disebutkan, namun ada juga yang menyebutkan namanya seperti Mbak AE (nama populer) yang mana merupakan singkatan dari Alberthiene Endah yang namanya muncul di sampul buku. Hasil kerja mereka dikreditkan atas nama orang lain. GW sudah membuat perjanjian khusus bahkan menjadi ketetapan dengan pemilik gagasan; pengarang; pengguna jasa; client; customer.
Ada banyak tokoh penulis yang melakoni profesi ini, salah satunya Ramadhan Karta Hadimadja, spesialis biografi—iya, benar ayah dari drummer sekaligus musisi Indonesia Gilang Ramadhan, karyanya yang terkenal berjudul Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya: Otobiografi/ seperti dipaparkan pada G. Dwipayana, Ramadhan K. H.
Beberapa orang menghakimi GW sebagai pekerjaan terlarang karena menerima pesanan pembuatan skripsi, tesis, bahkan tugas sekolah atau kuliah lainnya. Seperti itu sebenarnya tidak bisa disebut GW melainkan calo. Sebab GW memiliki prinsip membantu siapapun yang memiliki gagasan, tapi tidak mampu menuangkannya ke dalam tulisan entah karena alasan waktu atau ketidakmampuan mengolah kata.
Penulis calo
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) calo adalah orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan upah. Untuk pengertian penulis calo lebih enak diartikan sebagai sekelompok orang atau individu yang menawarkan jasa menulis kemudian diberi upah.
Sering dihakimi sekaligus didambakan oleh pemakai jasanya, pada dasarnya penulis calo memiliki prinsip yang hampir sama dengan GW, yakni membantu siapapun yang tidak mampu menuangkannya ke dalam tulisan entah karena alasan waktu atau ketidakmampuan mengolah kata serta mengkreditkan hasil kerja atas nama orang lain. Akan tetapi, penulis calo lebih kepada mengerjakan “tugas” orang lain. Jika pada GW gagasan merupakan dari pengguna jasa; customer berbeda dengan penulis calo yang mengerjakan semuanya dari nol—ide atau gagasan juga dari calo, pengguna jasa terkesan “terima jadi” dan bayar sesuai harga yang ditawarkan. Tak jarang harga jasanya pun mahal. Kalau dipikir-pikir, hebat juga yaa penulis calo~. Tak jarang juga karena seringkali adanya kesalahan persepsi baik dari penyedia jasa maupun permintaan customer, yang awalnya penyedia jasa berlabel GW secara halus berubah haluan menjadi penulis calo.
Awak Siar berkesempatan mewawancarai secara online para pekerja teks komersial yang memasarkan jasanya di instagram. Menuliskan “jasa menulis” pada kolom pencarian, ada tiga akun jasa yang bersedia ditanyai, untuk alasan keamanan dan kenyaman narasumber, penulis menyebutkan narasumber berdasarkan domisili: akun asal Jakarta, akun asal Bekasi, dan akun asal Malang:
1. Apa yang sebenarnya kamu lakukan? Apa saja jasa yang ditawarkan?
Akun asal Jakarta: yang dilakukan adalah pekerjaan ghostwriter, menawarkan jasa menulis. Apapun jenis tulisan. Hanya saja karena spesifik pasar lebih banyak kepada mahasiswa tingkat akhir, akhirnya kita mengerucut ke jasa penulisan skripsi.
Akun asal Bekasi: yang kita lakukan adalah membantu untuk meringankan tugas sekolah, kuliah, kantor customer. Customernya bebas (semua kalangan). Yang kita tawarkan hanya menulis dan mengetik—tidak dengan ide.
Akun asal Malang: ngerjain tugas orang. Awalnya jasa yang ditawarkan cuma dari mulut ke mulut sekadar ngerjain laporan, kuis, pokoknya buat anak kuliahan deh. Semenjak bikin akun ig nambah ada translate idn-eng, eng-indo, review artikel jurnal, analisis artikel jurnal, pembuatan makalah; laporan hasil praktikum; proposal; puisi; cerpen, artikel berita (asal udah ada transkripannya), nerima transkrip rekaman suara juga, konsultasi tulisan bahkan editing tulisan. Tapi udah tutup akun Ig per tanggal 27 Juni kemarin, biar menyebar dari mulut ke mulut aja kayak biasanya.
2. Ada organisasi atau berdiri sendiri? Kalau ada semacam organisasinya ada ketentuan khusus nggak?
Akun asal Jakarta: Gak ada organisasi resmi. Dilakukan perseorangan. Tidak berbadan hukum. Namun saya mempekerjakan beberapa orang (tidak formal) untuk menjadi admin dan pencatatan. Juga terkadang ketika terlalu banyak client, saya akan mengajak teman untuk menjadi editor dan pencari bahan materi.
Akun asal Bekasi: Untuk jasa ini, saya miliki pribadi. Namun tetap ada organisasi didalamnya, yakni orang-orang yang bekerja dengan saya. Ketentuannya antara lain gemar menulis dan membaca, cepat dalam mengetik—lincah, teliti, profesional, tanggung jawab.
Akun asal Malang: Wah, saya indie, jadi nggak ada ketentuan khusus. Adanya paling ya komitmen pada diri sendiri, kayak harus bisa manage waktu—kapan waktu buat ngerjain tugas saya sendiri, kapan waktu buat ngerjain tugas orang.
3. Alasan atau motivasi menawarkan jasa ini?
Akun asal Jakarta: karena hobi menulis, suka berpikir, dan selalu belajar perkembangan ilmu baru
Akun asal Bekasi: alasan untuk mendirikan jasa ini adalah membantu orang untuk mencari nafkah atau berpenghasilan, membantu customer meringankan pekerjaannya, menjalankan bisnis, jasa ini tidak membutuhkan banyak modal, jasa ini tidak membutuhkan banyak berpikir, jasa ini sangat menguntungkan bagi customer, pekerja, dan pebisnis.
Akun asal Malang: uang sih. Dan motivasi terselubung kenapa saya butuh uang hehe.
4. Sudah berapa lama merintis jasa ini?
Akun asal Jakarta: Dilakukan iseng mulai dari semester 6 (2015). Dilakukan sebagai profesi sampingan mulai dari tahun 2016.
Akun asal Bekasi: Jasa ini berdiri sejak 2014 dirintis oleh saya sendiri dengan customer yang minim, dan akhirnya berkembang sampai saya memiliki 4 orang pekerja.
Akun asal Malang: Mulai ditekuni sebagai profesi sampingan sih baru tahun ini.
5. Siapa target pasar dan bagaimana pemasarannya?
Akun asal Jakarta: Untuk jasa penulisan ilmiah, target pasar sebenarnya ada 2, yakni mahasiswa menggunaakan media sosial dan dosen-dosen yang ingin membuat penulisan ilmiah untuk peningkatan jabatan, itu biasa dari mulut ke mulut (rekomendasi).
Akun asal Bekasi: Target pasar jasa saya tidak melihat dari manapun, harga ditentukan berdasarkan tenaga, hasil, dan Alat Tulis Menulis (ATK) yang digunakan. Pemasarannya dilakukan melalui Fanpage Facebook, Ig bisnis, Tokopedia, Shopee, Google Maps, Tokotalk, dan brosur.
Akun asal Malang: Targetnya anak kuliahan. Untuk pemasaran awalnya dari mulut ke mulut, kemudian Ig. Karena Ig sudah saya tutup jadi biarin mulut ke mulut lagi.
6. Bagaimana cara menentukan harga?
Akun asal Jakarta: Penetuan harga untuk tugas akhir (skripsi) berdasarkan kampus swasta atau negeri, jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif, jurusan atau program studi, banyak variabel yang diteliti, dan batasan revisi. Untuk penelulisan buku, tergantung materi yang diangkat dan banyaknya halaman. Untuk jasa pengetikan, tergantung dari banyaknya halaman.
Akun asal Bekasi: Harga tergantung masing-masing jasa. Untuk jasa saya sendiri menentukan harga berdasarkan banyaknya halaman, karena lebih efektif dan mudah dihitung per halaman daripada per kata.
Akun asal Malang: Seenak saya sih, yang jelas per jenis tulisan ya beda harga, tergantung tingkat kesulitannya. Saya sudah mematok harga minimal. Bagi saya, pokoknya harus murah meriah bagi anak kuliahan.
7. Pernah ada komplain dari customer? Biasanya kenapa
Akun asal Jakarta: Komplain pasti ada. Biasanya karena client meminta revisi dilakukan lebih cepat. Padahal sudah dihelaskan jika revisi bergiliran atau mengantre dengan client yang lain. Selain itu ada komplain terkait respon yang slow karena kita tidak bisa stand by terlalu lama di handphone. Selain itu hanya persoalan harga yang dikira terlalu mahal.
Akun asal Bekasi: Untuk jasa saya sendiri, komplainnya relatif positif. Misal tulisan terlalu rapi atau pengerjaan terlalu cepat dari waktu yang ditentukan, fast respon. Jadi jatuhnya bukan komplain tapi review. Namun tulisan terlalu rapi bukan berarti membuat customer senang karena beberapa dari mereka memiliki tulisan yang kurang rapi—berantakan sehingga kami harus mengikuti bentuk tulisannya (jasa tulis tangan). Maka akan menjadi suatu komplain.
Akun asal Malang: Pernah bikin story di Ig lagi ngerjain tugas customer, jadi sedikit ngeliatin hasil tulisan ehh customer buru-buru komplain takut ada teman yang ngadu ke dosen kalau tugasnya dikerjain sama orang lain wkwk. Jadi di akun Ig saya nggak testimoni gitu. Selain itu ada komplain halus dari customer gara-gara saya lama mengerjakan, waktu itu karena saya lagi sakit dan dianjurkan banyak tidur serta mengurangi menggunakan benda elektronik seperti hp maupun laptop. Beruntungnya customer bisa ngerti.
8. Setelah pesanan selesai dan uang sudah ditransfer, apakah itu berarti lepas tangan?
Akun asal Jakarta: Tergantung paket yang diinginkan. Ada beberapa paket yang menyediakan jasa revisi sampai tuntas. Namun untuk pendampingan dan konsultasi digeneralkan untuk semuanya. Hanya saja diprioritaskan untuk yang memilih paket full service.
Akun asal Bekasi: Setelah pengerjaan selesai dengan biaya tuntas, bukan dinaman lepas tangan, namun sebelum dilakukannya pen”deal”an jasa, ada beberapa ketentuan yang customer wajaib tahu dan pasti kami beritahu. Contoh, “kami hanya menyalin saja tanpa berpikir”. Hal tersebut adalah untuk memberitahu customer yang kami kerjakan adalah dari otak mereka yang disalin ke dalam kertas atau Microsoft word.
Akun asal Malang: Yaa kalau tidak ada revisi dan pengajuan komplain selesai serta bukti transfer sudah dikirimkan yaa beres.
9. Ada perasaan sesal nggak karena mengerjakan sesuatu tapi dikreditkan atas nama orang lain?
Akun asal Jakarta: Tidak ada, karena pada dasarnya memang suka menulis saja. Namun ada juga beberapa hahasan tulisan yang tidak saya perjual-belikan karena terlalu berharga.
Akun asal Bekasi: Tidak, justru merasa senang apa yang kami bisa bantu bisa berguna bagi customer. Namun seringkali kecewa dengan netizen ataupun pesain lain karena hasil post review kami seringkali dibajak untuk mereka melakukan bisnis yang sama.
Akun asal Malang: Nggak sih, kan udah dapet ganti uang. Yaa udah resikonya begitu, nggak boleh baper.
10. Banyak pekerja yang terdampak oleh adanya pandemi Covid-19, apakah pandemi juga berpengaruh ke kamu?
Akun asal Jakarta: Saya kurang tahu, kebetulan mulai Januari sampai Maret saya memutuskan untuk tidak aktif. Baru aktif bulan April. Sewaktu saya posting gambar di Ig, langsung ada beberapa client, tapi memang saya batasi (tidak seperti tahun-tahun sebelumnya). Jadi kesimpulannya, (adanya pandemi) sepertinya tidak terlalu signifikan.
Akun asal Malang: Nggak sih, seperti biasanya. Bahkan meskipun Ig sudah saya tutup, yang minta translate indo-eng untuk abstrak skripsi malah banyak.
11. Agak privasi sih, tapi berapa sih penghasilan yang didapatkan?
Akun asal Jakarta: Satu client skripsi itu rata-rata 3,8 juta. Pengerjaannya sekitar 3-4 bulan. Kemapuan saya hanya bisa tampung sampai 15 skripsi. Angka pastinya tidak tahu Cuma perkiraan per bulan sekitar 10-20 juta. Pernah mencapai 40 juta, tapi konsekuensinya saya jadi manusia nolep (no life) hehehe. Dan saya nggak pernah lakukan secara berlebihan lagi seperti itu.
Akun asal Malang: Hehe nggak tentu sih. Jasa yang saya tawarkan banyak, misal nih untuk translate indo-eng saya patok harga 30-100 ribu. Per harinya ada 3 orang. Kalikan sendiri deh.
12. Banyak yang penasaran, ada lowongan nggak ya?
Akun asal Jakarta: Lowongan kerja tidak ada yang menetap. Hanya ketika saya merasa terlalu banyak kerjaan. Jadi sistemnya per project.
Akun asal Bekasi: Untuk saat ini jasa saya masih bisa bertahan dengan 4 pekerja, karena mereka sudah bisa mengerjakan dengan cepat dan profesional sehingga calon customer atau yang sudah berlangganan masih bisa dihandel.
Akun asal Malang: Nggak sih kayaknya. Kalau ada yang tertarik mending buka jasa sendiri asalkan punya modal bisa nulis, punya pengetahuan yang berkaitan, waktu, laptop, hp, dan kuota internet.
Jadi, generasi muda apakah kamu tertarik dengan bisnis ini?
Penulis: Mita Berliana