Kisah Penjaga Pompa Air Umbulan

Seorang lelaki tua sedang memandangi rombongan Wakil Presiden yang meninggalkan Desa Umbulan, setelah meresmikan mega proyek air minum

Dokumentasi/LPM Siar

Seorang lelaki tua sedang memandangi rombongan Wakil Presiden yang meninggalkan Desa Umbulan, setelah meresmikan mega proyek air minum Umbulan. Bagi  mereka yang belum mengenalnya, lelaki tua asal Pasuruan, Jawa Timur ini terkesan acuh, namun berada dekat dengan Yakub (67 tahun), waktu tiga jam terasa singkat. Apalagi, jika membicarakan tentang pengairan, dunia yang menjadi profesinya, dia akan mengajak kita menyusuri pengalamannya selama menjadi penjaga Sumber Mata Air Umbulan.

Pria asal Winongan, Pasuruan, Jawa Timur yang akrab disapa Pak Yakub ini mulai bekerja sebagai petugas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pasuruan pada tiga puluh empat tahun lalu. Menurut pensiunan ini, mulanya dia bekerja mengikuti jejak sang ayah yang juga menjadi petugas PDAM. Sejak pertama bekerja, ia ditempatkan di Desa Umbulan, hingga dipindahkan ke Kantor PDAM Kota Pasuruan.

Ia menjadi penjaga Sumber Mata Air Umbulan selama dua belas tahun. “Bagi saya, bekerja sebagai pegawai PDAM yang menjaga mata air ada enak dan ada nggak enaknya,” demikian ungkap Yakub. “Nggak enaknya ya tanggung jawab itu, kalau ada yang membobol kunci, lalu memberikan racun ke air apa tidak mati para pelanggan itu,” ungkapnya sambil tertawa.

Penjagaan Sumber Mata Air Umbulan dibagi menjadi tiga shift kerja. Tugas yang diberikan adalah menjaga keamanan rumah pompa dan merawat mesin pompa air. Setiap rumah pompa terdapat dua mesin pompa air. Rumah pompa air yang pertama dibangun oleh Belanda pada tahun 1917. Pompa air buatan Inggris yang didatangkan oleh Belanda ini berbentuk roda kincir, sedangkan pompa air di rumah pompa kedua dibangun pada tahun 1970-an. Mesin pompa di rumah pompa kedua menggunakan mesin pompa elektrik buatan Jepang. Setiap hari perawatan harus intensif serta penggunaan mesin pompa digilir, mengingat usia mesin yang sudah berumur. Mesin-mesin yang sudah berumur ini, menyuplai air bersih ke wilayah Pasuruan hingga Surabaya.

Yakub telah menunjukkan kepada kita,  pengabdian bisa dilakukan di mana saja. Maka pekerjaan apapun jika dilakukan dengan ikhlas akan bermanfaat bagi banyak orang. Seperti kata Yakub, “Pekerjaan apapun silahkan, yang penting halal dan bisa bermanfaat bagi banyak orang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA