SiaranKKN – Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang tidak hanya terkenal dengan pesona keindahan debur ombak dari Pantai Bajulmati saja. Desa ini juga berpotensi sebagai penghasil utama kelapa.
Letak kebun kelapa yang berdekatan dengan pemukiman dan mudah diakses oleh warga, memiliki peluang besar untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah apabila diolah dengan cara yang benar. Manfaat yang terkandung pada kelapa menjadi salah satu nilai jual yang mampu meningkatkan perekenomian warga sekitar.
Survei yang dilakukan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Negeri Malang (UM), kepada beberapa warga Desa Gajahrejo, menghasilkan riset yang menyatakan rata-rata warga di desa ini telah mampu memanfaatkan kelapa dengan cara dipanaskan.
Difungsikan dan diolah sebagai minyak goreng atau dikenal dengan minyak klentik. Cara tersebut dinilai dapat mengurangi manfaat dan umur simpan minyak. Adapun cara pengolahan kelapa dengan manfaat lain yang lebih beragam yaitu sebagai Virgin Coconut Oil (VCO).
Kelapa ini akan diolah sebagai VCO atau yang biasanya disebut dengan minyak kelapa murni. VCO ini merupakan minyak kelapa yang terbuat dari proses fermentasi tanpa melalui pemanasan. Sehingga hasilnya tidak mengalami reaksi oksidasi yang dapat merusak kandungan minyak seperti vitamin E.
Kegunaan dari vitamin E ini sebagai nutrisi untuk kulit dan mengandung asam laurat (asam lemak) yang bermanfaat untuk mematikan mikroorganisme berbahaya bagi tubuh serta meningkatkan produksi ASI bagi ibu menyusui.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN UM memberikan inovasi baru mengenai hasil olahan kelapa yang bermanfaat untuk kecantikan dan kesehatan serta memiliki nilai jual yang tinggi melalui salah satu program kerja yaitu penyuluhan, pelatihan, dan pemasaran VCO (18/6).
Hasil VCO yang baik tergantung dari jenis kelapa yang digunakan. “Diperlukan penyeleksian kelapa dengan cara membedakan jenisnya karena kelapa terdapat jenis kelapa tua, sedang dan muda. Jadi kelapa yang dipilih merupakan jenis kelapa tua,” jelas Oktaviani Dina selaku ketua pelaksana. Selain itu, diutamakan pula ukuran kelapa yang sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Materi penyuluhan yang disampaikan meliputi manfaat serta tahap-tahap dalam pembuatan VCO. Selain itu, dilakukan juga pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga terkait tahap-tahapnya. Warga juga diberikan kesempatan untuk melihat lebih dekat serta bertanya terkait proses pembuatan VCO.
Tidak hanya penyuluhan dan pelatihan, mahasiswa KKN juga memberikan materi pemasaran meliputi strategi penjualan, media promosi, dan upaya menjalin kerja sama dengan pihak lain.
Pelaksanaan program penyuluhan, pelatihan, dan pemasaran VCO dinilai berlangsung dengan baik. Hal tersebut diungkapkan oleh Yulia Nurmawanti, warga Gajahrejo (24) sebagai peserta aktif yang beruntung mendapatkan satu botol produk VCO gratis dari panitia.
Warga terlihat antusias untuk menghadiri acara ini karena tema yang disajikan oleh panitia membuat warga penasaran akan inovasi terbaru. “Sangat bermanfaat bagi masyarakat di sini, sehingga masyarakat di sini dapat mengembangkan VCO sebagai usaha,” ujar Suwanti.
Selain itu, program kerja yang dilakukan mahasiswa KKN ini merupakan kegiatan penyuluhan pertama yang disertai dengan pelatihan. “Belum ada, Mas dan Mbak KKN yang seperti ini, penyuluhan dan pembuatan minyak kelapa,” ungkap Timbul.
Pelatihan yang disuguhkan oleh mahasiswa KKN UM di dalam acara menjadi metode pendekatan pemahaman ke warga supaya dapat dipraktikkan di rumah sebagai kepentingan individu, kelompok, maupun wirausaha industri.
Pewarta: Sinta Yunita – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial angkatan 2016.
Penyunting: Rizka
Tulisan ini berasal dari kontributor rubrik spesial #SiaranKKN – Kita Ke sana Ngapainuntuk mewadahi dokumentasi kegiatan KKN Mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Yuk, kirimkan milikmu! (Baca: [#SiaranKKN] – Hei, Kita Ke sana Ngapain?)