Menjadi Budak Proker di Perkuliahan: Lelah tapi Bermanfaat

Satu semester yang terisi dengan hiruk pikuknya tugas telah dilalui mahasiswa. Kali ini saatnya merasakan nikmatnya berlibur dan

Ilustrasi: Rimala/Siar
Ilustrasi: Rimala/Siar

Satu semester yang terisi dengan hiruk pikuknya tugas telah dilalui mahasiswa. Kali ini saatnya merasakan nikmatnya berlibur dan pulang ke kampung halamannya masing-masing. Namun, liburan semester ini tidak dirasakan oleh semua mahasiswa. Sebagian mahasiswa akan tetap tinggal di perantauan untuk menjalankan tugasnya sebagai anak organisasi. 

Sebagai anak organisasi, tentunya banyak tugas yang diemban untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Biasanya, anak organisasi akan diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan sebuah program kerja (proker). Sering kali, anak organisasi pun dijuluki sebagai “budak proker” karena kesibukannya dalam melaksanakan program kerja setiap saat. 

Tak jarang proker-proker itu harus dilaksanakan saat libur semester. Hal ini membuat anak organisasi mau tidak mau harus merelakan waktu liburannya untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan proker itu. Dalam hal ini, beberapa pihak seperti teman atau keluarga dari anak organisasi akan mengeluh karena sulitnya untuk dapat berlibur bersama dengan anak organisasi ini.

Namun, sebenarnya organisasi bukanlah hal yang buruk, meskipun terkadang menyita waktu liburan. Organisasi adalah tempat atau wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya. Secara umum organisasi terbagi menjadi dua, organisasi di dalam kampus dan di luar kampus. Keduanya berbeda di tempat saja, jika di dalam kampus berarti terikat dengan kampus sedangkan jika di luar kampus berarti tidak terikat dengan kampus. 

Apakah organisasi berdampak positif? Jawabannya kondisional. Ketika organisasi itu dapat berjalan dengan baik dan mengembangkan potensi anggotanya, organisasi itu akan berdampak positif pada anggotanya. Namun, ketika suatu organisasi tidak berjalan dengan baik, cenderung tidak mengembangkan potensi anggotanya, dan menciptakan lingkungan yang toxic, kemungkinan organisasi itu tak dapat memberikan dampak positif terhadap anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut. Sebaliknya, beberapa dampak negatif mungkin terjadi, seperti perasaan tidak nyaman serta fisik dan mental yang terganggu. 

Pada dasarnya, organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus mengajarkan banyak hal yang mungkin tidak akan didapatkan ketika hanya duduk manis di ruang kelas dan mendengarkan dosen berceramah. Beberapa orang mengatakan,  “sudah bayar mahal untuk berkuliah jika tidak mengexplore diri itu rugi, untuk apa paham materi di kelas tetapi tidak mempunyai pengalaman di luar kelas”. Salah satu explore diri itu dengan mengikuti organisasi.

Jika dilihat memang melelahkan, tetapi  banyak dampak positif yang didapatkan dari organisasi. Pertama, organisasi dapat melatih jiwa kepemimpinan. Sebagai mahasiswa, melatih jiwa kepemimpinan ini sangat penting, karena mahasiswa dapat melatih dirinya untuk proaktif dalam segala hal dan belajar mengambil keputusan demi kepentingan banyak orang. 

Kedua, melatih diri untuk mengelola waktu. Mahasiswa akan belajar bagaimana jika ia dihadapkan dengan berbagai tugas kuliah serta tugas organisasi yang deadlinenya hampir atau bahkan dalam satu waktu yang sama. Dari sini mahasiswa akan terbiasa untuk mengatur waktunya agar semua tugas dapat terlaksana dengan baik dan maksimal. 

Ketiga, meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Tak jarang suatu organisasi akan bekerja sama dengan pihak luar yang mungkin memiliki peran besar dalam masyarakat. Dari adanya kerja sama itu, akan melatih kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi. Sikap sosial ini sangat penting dimiliki oleh mahasiswa, karena sesuai dengan salah satu makna yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu mengabdi pada masyarakat. Mahasiswa yang mampu bersosialisasi dan memiliki jiwa sosial yang tinggi akan mudah mengabdi kepada masyarakat dari pada mahasiswa yang apatis dan anti sosial. 

Selain itu, organisasi juga akan menambah relasi. Relasi mahasiswa menjadi semakin luas, tak hanya berhenti di teman satu kelas saja. Relasi ini sangat penting untuk dibangun, karena dari relasi kita dapat belajar banyak hal dan wawasan kita juga akan semakin luas. 

Menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi tentunya tidak akan luput dari perasaan lelah dan bosan dalam menjalaninya. Namun, berbagai dampak positif menjadi anak organisasi akan sangat terasa setelah mahasiswa menerapkan ilmu yang telah didapatkannya dalam berorganisasi di tempat lain.

Baca juga: Dilema Perempuan Suku Laut: Permasalahan Masyarakat Adat yang Tak Berkesudahan

Penulis: Rimala Maulina

Editor: Eka Safitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA