Dalam dunia perkuliahan, organisasi mahasiswa bukanlah hal baru. Mahasiswa akan dihadapkan pada banyak pilihan organisasi yang dapat mereka ikuti, baik organisasi dalam maupun luar kampus. Secara umum, organisasi mengajarkan banyak hal positif, seperti kerja sama tim, tanggung jawab, kemampuan komunikasi, manajemen waktu, dan kedisiplinan. Selain itu, organisasi juga dapat membentuk keterikatan dan keterlibatan anggota terhadap kelompoknya, yang dikenal sebagai komitmen organisasi. Tingkat komitmen organisasi pada setiap individu akan berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Pada tanggal 5 Agustus – 5 September 2024, Tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Siar telah melakukan riset dengan menyebarkan kuesioner mengenai “Menggali Komitmen Organisasi di Kalangan Mahasiswa”. Dari kuesioner tersebut diperoleh sebanyak 33 responden yang berasal dari berbagai kalangan mahasiswa.
Gambar: Tim Litbang/Siar
Dari total keseluruhan responden tersebut sebanyak 87,9% responden mengikuti organisasi dalam kampus, sedangkan 12,1% responden mengikuti organisasi luar kampus. Kemudian sebanyak 68,8% responden sebagai pengurus dalam organisasi dan 31,3% responden adalah anggota dalam organisasi yang mereka ikuti.
Alasan utama para responden bergabung dalam organisasi antara lain 60,6% ingin memanfaatkan waktu secara optimal, 78,8% ingin mengembangkan bakat dan minat, serta 78,8% lainnya ingin memperluas relasi. Selain itu, 66,7% responden bergabung pada suatu organisasi untuk menggali potensi dan jati diri, sementara 48,5% untuk mencari tantangan baru. Sebanyak 3% responden bergabung pada organisai karena melihat adanya mahasiswa yang tidak berkompeten menggunakan organisasi dengan cara yang tidak tepat dan 3% lainnya mengikuti organisasi karena merasa takut tertinggal atau adanya perasaan fear of missing out (FOMO).
Dari alasan-alasan tersebut kami kembali menggali lebih dalam lagi untuk mengetahui keadaan responden yang tergabung dalam sebuah organisasi. Sebanyak 93,9% menjawab bahwa organisasi yang mereka ikuti sudah sesuai dengan bakat dan minat, sedangkan 6,1% menjawab organisasi yang mereka ikuti tidak sesuai dengan bakat dan minat mereka. Lalu sebanyak 93,9% menjawab organisasi yang mereka ikuti dapat mengembangkan bakat dan minat mereka dan 6,1% mengatakan tidak dapat mengembangkan bakat dan minat di dalam organisasi yang mereka ikuti. Selanjutnya, 97% mengungkapkan bahwa organisasi yang mereka ikuti membuat mereka dapat memanfaatkan waktu secara optimal, sedangkan 3% lainnya mengungkapkan bahwa organisasi yang diikuti membuat mereka tidak dapat memanfaatkan waktu secara optimal. 97% berpendapat bahwa organisasi yang diikuti membuat mereka memiliki relasi yang lebih luas dan 3% berpendapat bahwa organisasi yang diikuti tidak menjadikan relasi yang dimiliki lebih luas. Kemudian sebanyak 87,9% menjawab organisasi yang diikuti membuat mereka mengetahui potensi dan jati diri mereka dan sebanyak 12,1% menjawab bahwa organisasi yang mereka ikuti tidak membuat mereka mengetahui potensi dan jadi diri yang ada dalam diri mereka.
Dari riset data ini kami juga memperoleh data sebanyak 81,8% merasa nyaman bergabung dalam organisasi dan sebanyak 18,2% mengatakan tidak nyaman. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan mereka dalam berorganisasi. Berbagai faktor yang mempengaruhi kenyamanan mereka yakni 75,8% memilih teman organisasi, 57,6% memilih program kerja/kegiatan, 33% memilih gaya kepemimpinan, 66,7% memilih budaya organisasi dan sebanyak 3% memilih program kerja atau kegiatan yang terlalu banyak.
Dari data yang diperoleh juga kita bisa melihat rasa tanggung jawab mahasiswa untuk berada dalam organisasi yang mereka ikuti, 81% responden menjawab iya sedangkan 18,2% responden menjawab tidak. 90,9% responden mengatakan bangga bisa menjadi bagian organisasi sedangkan 9,1% responden menjawab tidak. Selanjutnya sebanyak 93,9% responden merasa senang mengikuti kegiatan atau melakukan pekerjaan di organisasi yang mereka ikuti sedangkan 6,1% menjawab bahwa mereka tidak senang mengikuti kegiatan atau pekerjaan organisasi yang mereka ikuti.
Dalam riset data ini juga mengukur seberapa sering responden terlibat dalam kegiatan organisasi mereka. Sebanyak 6,1% responden menjawab sangat jarang terlibat dalam kegiatan, 42,4% responden menjawab jarang terlibat dalam kegiatan organisasi, 48,5% responden menjawab sering terlibat dalam kegiatan organisasi mereka, dan 3% responden menjawab sangat sering terlibat dalam kegiatan organisasi mereka. Frekuensi responden dalam menawarkan diri untuk tugas-tugas organisasi juga diperhitungkan. Sebanyak 6,3% responden mengatakan sangat jarang menawarkan bantuan, 28,1% jarang melakukannya, 40,6% sering menawarkan bantuan, dan 25% responden menyatakan sangat sering menawarkan diri untuk membantu.
Selanjutnya, mengenai seberapa sering responden berbagi ide dan usulan dengan anggota lain, 9,4% responden mengatakan sangat jarang, 15,6% jarang, 46,9% sering, dan 28,1% sangat sering berbagi ide. Lalu, terkait kesediaan responden untuk berkorban dalam organisasi, 3,1% menjawab sangat tidak bersedia, 31,3% tidak bersedia, 37,5% bersedia, dan 28,1% sangat bersedia.
Riset ini juga berusaha mengungkap berbagai faktor yang menjadi kendala bagi responden untuk aktif berorganisasi. Salah satu kendala adalah beban akademik, di mana 25% responden setuju bahwa beban akademik menghambat, sementara 75% mengatakan tidak. Selain beban akademik, kegiatan pribadi seperti kerja paruh waktu dan keterlibatan di organisasi lain juga dapat mengganggu. Sebanyak 34,4% responden setuju dengan hal ini, sedangkan 65,6% tidak setuju. Selain itu, 21,9% responden merasa bahwa konflik internal organisasi bisa mempengaruhi komitmen mereka, namun 78,1% responden menyatakan bahwa konflik internal tidak memengaruhi komitmen mereka dalam organisasi.
Keterbatasan finansial juga bisa menjadi kendala untuk berpatisipasi dalam kegiatan organisasi. Sebanyak 31,3% responden menjawab ya dan 68,8% responden menjawab tidak. Tak hanya itu, ditemukan bahwa keterbatasan waktu juga menjadi kendala responden untuk aktif dalam organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan data 40,6% responden menjawab ya dan 59,4% responden menjawab tidak.
Pada akhirnya, mayoritas responden memilih untuk tetap bertahan atau tidak memutuskan keluar dari organisasi yang mereka ikuti dengan berbagai alasan, seperti merasa belum optimal selama berorganisasi, masih memiliki tanggung jawab besar di organisasi dan adanya keinginan untuk bertanggung jawab pada keputusan yang telah diambil ketika mengikuti organisasi tersebut. Adapun sebagian kecil responden justru mengungkapkan bahwasanya mereka memiliki keinginan untuk keluar organisasi tersebut, di mana keinginan ini dipengaruhi oleh berbagai alasan seperti budaya organisasi yang kurang sesuai, gaya kepemimpinan yang kurang sesuai, dan komunikasi dalam organisasi yang tidak terjalin dengan baik.
Editor: Eka Safitri