Duri mengelus
Tengok Anggora di elus
~
Terhina dianggap rakus
Dibenci karena akal bulus
Meski licik, tapi cerdik
Segalanya demi perut
~
Jika aktivitas mulai terendus
Tikus segera lari memasuki zona aman
Masuk lubang-lubang sempit dan busuk
Kalau perlu tikus menyeberang ke negeri orang
Berganti baju dengan sebutan lebih keren “Mouse”…
~
Meski begitu tikus tetap dianggap pengecut
Diam-diam merancang aksi
Bersekongkol menggerogoti yang bukan haknya
~
Suatu ketika aksi tikus terungkap
Ada yang tertangkap
Namun, pastinya tikus-tikus kecil
Tikus besar bersembunyi di lubang busuk
Menunggu suasana kembali aman dan terkendali
~
Jangan salah, tikus pandai bernyanyi
Manakala terperangkap
Nyanyian cit cit cit ciiiiiiiit
Terdengar kesana kemari tiada henti
Bernyanyi seolah tak berdosa
Lempar batu sembunyi tangan
Bersikukuh tak ada kesalahan
Sebelum benar-benar bukti ditemukan
~
Menjengkelkan bukan?
Ya, menjijikkan
Dijadikan musuh rakyat
Dimana-mana pasti akan diberantas,
Dipukul, diracun, bahkan dimatikan
~
Dalam hati tikus berkata
“Mengapa harus tikus
Apa daya seekor tikus
Aku hanyalah tikus!!!”
~
Anggora impian tikus
Kapankah hidup ini berjalan mulus
Membelit seperti usus
~
Oh Tuhan kapankah parut akan halus?
Tapi, bermanfaatkah parut jika halus?
Bukankah parut punya tugas khusus?
Untuk membuat jadi halus?
~
Tersadar diri ini memang harus tulus
Menerima jalan yang tak halus :’)