Kami rakyat, masih melarat!
Napas sesak, keparat!
Hingga berulam air mata menghujam sesak di dada
Bercucuran anyir darah, pada bahu-bahu jelata.
Mari kita telisik lebih jeli
Diskriminasi
Intimidasi
Hentikan semua ini
Buruh bersatu melawan penindasan
Buruh bersatu tak bisa dikalahkan
Berbagai konflik merajai pertiwi,
seakan terbungkam mulut-mulut borjuasi.
Tanah harusnya milik rakyat
bukan investor biadab yang melaknat
Berbagai muslihat dilancarkan,
kepada: yang melarat! Melarat! Melarat!
Ah, dasar despotik!
Seperti kata Wiji yang termaktub dalam hati
“Maka hanya ada satu kata: lawan!”