Sivitas Akademika Universitas Negeri Malang (UM) menyatakan sikap pada Senin (5/24) di depan Graha Rektorat UM. Pernyataan sikap tersebut ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, mengenai menjaga cita-cita proklamasi dan reformasi yang menimbulkan berbagai tanggapan dari banyak pihak.
Hari Wahyono selaku Direktori Kepakaran UM yang merupakan Guru Besar Bidang Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UM menyampaikan lima poin pada pernyataan sikap tersebut yang berisi:
(1) Bersikap lugas dan bertindak konsisten untuk menegakkan sendi kehidupan bernegara yang demokratis, beradab, bermartabat, dan berkeadilan substansial, melampaui sekadar proses demokrasi formal dan prosedural, (2) mengembalikan kepercayaan sebagai pemegang kekuasaan yang selalu berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 demi keutuhan bangsa dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (3) menunjukkan sikap kenegarawanan dengan berdiri di atas semua golongan dan menjauhkan diri dari sikap partisan dalam Pemilu 2024 serta perilaku nepotisme dan oligarki dalam menyelenggarakan pemerintahan, (4) memelopori netralitas aparatur negara (ASN, TNI, dan POLRI) dan menghentikan segala bentuk upaya yang mendukung dan memihak untuk pemenangan salah satu pasangan Capres/Cawapres: dan (5) menjadi panutan perilaku berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari perilaku tidak terpuji dalam mengelolah pemerintahan, termasuk dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024.
Sebab diadakannya pernyataan sikap oleh Sivitas Akademika UM ini yaitu salah satunya agar Pemilu diselenggarakan secara jujur.
“Gerakan ini tidak mendukung salah satu paslon, akan tetapi berusaha agar pemilu di tahun ini dilaksanakan secara jujur, adil, dan terintegrasi,” ungkap Inayati Nuraini Dwiputri selaku dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Hari Wahyono juga menyebutkan bahwasannya pernyataan sikap ini merupakan seruan bukan tuntutan dari masing-masing Sivitas Universitas yang dimaksudkan untuk mengetuk hati Presiden Joko Widodo.
“Kita sebenarnya tidak hanya sekedar ikut-ikutan tapi juga bentuk dari apa itu? Kepedulian kita terhadap kondisi di Indonesia yang saat ini mungkin tidak baik-baik saja dan itu saya rasa teman-teman sudah tau di media sosial maupun berita-berita media massa,” jelas Hari.
Adapun tanggapan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM, Fikri Nadlif bahwa pada Pemilu 2024 terdapat polemik berupa ketidaknetralan pada ASN khususnya kepemimpinan tertinggi, yaitu Presiden Joko Widodo.
“Dari presiden tanggapannya memang sudah ada di situ untuk peraturannya ada bahwasanya presiden itu boleh berkampanye akan tetapi ada beberapa persyaratan. Nah, sedangkan di persyaratan tersebut terdapat kontradiksi. Maka dari sudut pandang sivitas akademika untuk menjunjung tinggi persyaratan persyaratan itu,” ucap Fikri.
Fikri juga mengungkapkan kepuasannya terhadap sikap yang diambil sivitas Akademika UM yang sangat responsif terhadap isu luar. “Kalau puas pasti ada, puas dan tidaknya. Puasnya kenapa? Karena sivitas akademika sendiri sangat responsif terhadap isu yang ada diluar akan tetapi tidak puasnya apa, karena ini adalah himbauan yang sangat mendadak sehingga kurang maksimal,” ungkap Fikri.
Kemudian salah satu mahasiswa mengungkapkan responnya terkait pernyataan sikap yang dilakukan UM secara tiba-tiba.
“Kalau tanggapan aku sih UM yang tiba-tiba melancarkan kayak gitu, sebenarnya gimana, ya? Bagus sebenarnya soalnya ada waktu dapat info dari teman-teman dari LPM Siar juga. Ada beberapa pihak yang nggak bisa sebut, mendesak teman-teman dari sana (pihak UM) untuk segera menyatakan sikap. Sebenarnya hal bagus yang kayak gini, hal bagus kalau menurut aku,” ujarnya.
Baca juga: Kebijakan Jam Buka Pintu Masuk/Keluar Kampus, Batasi Kebutuhan Mahasiswa
Adanya pernyataan sikap ini kemudian melahirkan sejumlah harapan terkait kondisi negara saat ini. Inayati mengungkapkan nasib bangsa perlu dipikirkan dan dibicarakan dengan berdasar pada UUD 1945 sehingga para Sivitas Akademika, terutama ASN, tidak terafiliasi pada hal-hal tertentu.
“Kita disini sebagai ASN harus netral yang menginginkan negara ini menjadi negara yang berwibawa, berdemokrasi dengan cara yang baik,” pungkas Inayati sebagai harapannya.
Harapan lain juga diungkapkan oleh salah satu mahasiswa dengan adanya pernyataan sikap itu.
“Harapannya agar BEM UM segera turut serta untuk memberikan respons nasib demokrasi. Soalnya beberapa universitas besar juga sudah menyatakan sikap. Di mohon untuk UM itu segera memberikan pernyataan sikap,” tandasnya.
Reporter : Syafaatul Huda, Elis Firnanda
Penulis: Elis Firnanda, Kacja Fathia
Editor: Afifah Fitri