Hari pertama PKPT 2015 (10/8) Seluruh peserta di masing-masing fakultas terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, tidak terkecuali para mahasiswa berkebutuhan khusus (Penyandang disabilitas, red). Sebagai universitas yang memiliki program pendidikan inklusi, UM menerima para difable atau maba yang berkebutuhan khusus. Tahun ini, di FIP terdapat lima maba berkebutuhan khusus. “Satu orang tuna netra, satu orang low vision, satu orang tuna rungu, dan dua orang tuna daksa,” kata Halim Jaya Persada, sukarelawan yang mendampingi maba.
Selama kegiatan PKPT berlangsung, maba berkebutuhan khusus akan didampingi oleh dua orang sukarelawan mahasiswa yang berasal dari Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB). Pendampingan yang dilakukan dengan membantu maba saat masuk dan keluar ruangan, berpindah tempat selama berlangsungnya acara, dll. Halim Jaya Persada mengatakan bahwa para relawan tidak mendampingi maba yang tuna daksa setiap saat. Hal ini bertujuan untuk melatih mereka agar mampu untuk mandiri dan bersosialisasi dengan yang lainnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sutarji, maba tuna daksa, bahwa ia didampingi ketika masuk ke Graha Cakrawala, namun tidak pada saat materi berlangsung. “Walaupun tidak setiap saat didampingi, saya tetap merasa nyaman mengikuti PKPT,” kata maba asal Bojonegoro ini. (Frd/Hn//yna)