Malang merupakan salah satu destinasi utama wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Banyak tempat-tempat bersejarah yang khas dan menjadikannya menarik untuk dijelajahi. Namun, ketika berkunjung ke Kota Malang rasanya kurang seru bila tak mencoba naik Bus Macyto atau Malang City Tour. Bus Macyto disediakan oleh Pemerintah Kota Malang secara gratis kepada wisatawan. Dengan menaiki bus ini, wisatawan dapat mengelilingi Kota Malang sambil melihat objek-objek yang dilaluinya.
Pada Hari Pahlawan (10/11/2018), Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengadakan Tour De Macyto yang ke-2. Tour kedua ini mengusung tema “Malang Heroes City”. Agung H. Buana, Kepala Seksi Promosi Wisata Disbudpar Kota Malang menyatakan bahwa pelaksanaan Tour De Macyto disesuaikan dengan momen. “Kebetulan ada Hari Pahlawan, maka kita adakan lagi,” imbuh pria yang akrab disapa Agung ini.
Titik kumpul tour kali ini berada di depan Kantor Pos Malang. Bus Macyto mulai melaju pukul 08.00 WIB dari Alun-Alun Kota Malang kemudian menyusuri Jalan Kawi menuju Idjen Boulevard.
Pemberhentian pertama pada perjalanan kali ini adalah di depan Museum Brawijaya. Selanjutnya, penumpang diarahkan menuju Monumen Sekolah Tentara Divisi VII/Suropati. Bus berhenti selama 20 menit. Kemudian, tour dilanjutkan menuju Kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP), Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di Jalan Pahlawan TRIP. Ketika tiba di sana, rombongan Tour De Macyto 2 disambut oleh Komunitas Reenactor Malang dan perwakilan Keluarga Besar TRIP Jawa Timur.
Kegiatan yang dilakukan di TMP TRIP adalah apel secara sederhana untuk mengenang gugurnya 35 orang anggota TRIP pada 31 Juli 1947. Apel dilaksanakan dengan khidmat dan diakhiri dengan doa bersama di depan makam.
Tour selanjutnya menuju ke SMK Bina Cendika YPK yang terletak di Jalan Semeru. Sekolah yang masa kolonial bernama Chris MULO School ini menjadi saksi bisu berdirinya kesatuan Tentara Genie Peladjar (TGP) pada 2 Februari 1947. Hal tersebut bisa diketahui dari prasasti yang tertulis di balik pintu masuk gedung utama sekolah.
Bangunan utama sekolah ini terdiri dari dua lantai, lantai satu sampai saat ini masih digunakan sedangkan lantai dua dibiarkan tak terpakai. Tepat di bawah anak tangga gedung utama sekolah, terdapat sebuah ruangan yang di dalamnya diyakini terdapat sebuah bunker yang sudah ditutup.
Pada lantai dua bagian tengah gedung utama, terdapat aula, di sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang kelas yang lengkap dengan meja dan kursinya. Perlengkapan yang ada terlihat asli tanpa adanya perubahan. Hal ini membuat pengunjung dapat membayangkan suasana kegiatan pembelajaran pada masa lalu. Setelah melakukan penjelajahan di SMK Bina Cendika YPK, peserta tour mengunjungi Monumen TGP.
Usai dari Monumen TGP, Bus Macyto melanjutkan penjelajahan namun tidak ada pemberhentian lagi. Bus Macyto terus melaju menyusuri kawasan Alun-Alun Bundar, kawasan militer di Rampal, Stasiun Malang Kota Baru kembali lagi menuju Alun-alun Bundar. Bus Macyto kemudian masuk kawasan Kayutangan, dan berhenti di Alun-Alun Kota Malang, dimana kegiatan tour diakhiri.
Kegiatan Tour De Macyto 2 berjalan dengan seru dan menyenangkan. Ulasan-ulasan yang diberikan, telah memberikan pengetahuan baru. Novitasari Eka Ayuningtyas, salah satu peserta tour menyatakan bahwa kegiatan Tour De Macyto 2 menyenangkan, informatif dan berwawasan. “Nggak hanya mengajak kita menikmati Kota Malang yang indah, tapi kita juga diajak untuk melihat dari sejarah dan bentuk kota,” imbuhnya.
Upaya pengenalan seperti ini patutnya terus dilakukan agar masyarakat lebih peduli, memahami dan menghargai jasa-jasa pahlawannya. Jika masyarakat sudah menghargai, maka tidak mustahil mereka akan berusaha melestarikan dan menjaga peninggalan-peninggalan yang masih ada. (Aqib/Edna//Bia)