Dalam rangka dies natalis ke-67, Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan vaksinasi bagi civitas academica UM pada Kamis (12/8) kemarin. Vaksinasi yang diikuti oleh 1000 peserta tersebut berlangsung di gedung Graha Cakralawa UM dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sebelumnya, pendaftaran vaksinasi telah dibuka secara online pada 5 Agustus. Dalam beberapa menit, kuota pendaftaran penuh. Faul Hidayatunnafiq selaku Koordinator Sie Pendaftaran, Sarana, dan Prasarana Vaksinasi UM memaparkan bahwa kuota tersebut telah diisi oleh 600 (orang) mahasiswa UM, 200 dosen/tenaga kependidikan (tendik) UM, dan 200 masyarakat umum. Dua ratus masyarakat umum tersebut merupakan peserta vaksinasi yang mendaftar kepada Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang.
Ketika disinggung soal banyaknya mahasiswa UM berdomisili di Malang yang tidak mendapatkan vaksin, Faul mengatakan bahwa vaksin tidak dapat diproduksi sendiri oleh UM. “Vaksin tidak bisa kami produksi sendiri, harus bekerja sama dengan fasilitas kesehatan lainnya untuk bisa memperoleh vaksin. Kami bekerja sama dengan Urkespol (Urusan Kesehatan Polres) Malang dan mendapatkan hanya 800 vaksin untuk dosen/tendik/mahasiswa UM.” terangnya ketika dihubungi hari ini (13/8).
Sehari sebelum vaksinasi, tepatnya pada Rabu (11/8), peserta vaksinasi mendapat informasi perubahan jenis vaksin, yang semula Astra Zeneca menjadi Sinovac. Ketika ditanya soal ini, Faul mengungkapkan bahwa stok vaksin Astra Zeneca tidak mencukupi. “Update stok vaksin H-1 tidak mencukupi menggunakan Astra Zeneca, yang memenuhi jumlah 1000 adalah Sinovac.” ungkapnya.
Setelah sebelumnya mendaftar secara online, peserta vaksinasi datang pada Kamis (12/8) dan melakukan konfirmasi registrasi di lapangan tenis UM untuk kemudian memasuki gedung Graha Cakrawala secara bertahap. Sebelum divaksin, peserta harus melalui tes kesehatan terlebih dahulu.
Salah satu mahasiswa UM yang menjadi peserta vaksinasi, Prisilia Susan Salsabila (Teknologi Industri) mengatakan bahwa dirinya cukup puas dengan pelayanan vaksinasi yang diberikan. “Lumayan memuaskan … karena panitia banyak, jadi cepet, nggak lama nunggu.” katanya.
Di sisi lain, Farah Az-Zahra (Pendidikan Tata Niaga) mengaku kecewa dengan keterlambatan dimulainya vaksinasi. “Kurang puas karena ada delay satu jam karena jaringan eror katanya. Tapi untuk manajemen yang lain sudah baik.” ujarnya.
Program vaksinasi dalam rangka dies natalis ke-67 UM merupakan bentuk kerja sama antara UM—dalam hal ini Poliklinik UM—dengan Klinik Universitas Brawijaya (UB), Rumah Sakit Islam (RSI) Universitas Islam Malang (UNISMA), Dinas Kesehatan Kota Malang, dan Polresta Malang. Sementara itu, untuk mengatur dan menjaga peserta vaksinasi selama di lokasi, UM melibatkan perwakilan sejumlah organisasi mahasiswa (ormawa) fakultas, tenaga kependidikan dan staf UM, TNI, serta Polri.
Lebih lanjut, Faul mengatakan bahwa program vaksinasi akan diagendakan kembali. “Vaksinasi dosis ke-1 dan ke-2 akan diagendakan (lagi), namun tetap ada ketergantungan dengan fasilitas kesehatan lainnya. Permintaan vaksin sudah dilayangkan kepada Dinas Kesehatan Kota Malang, Urkespol Malang, dan Denkesyah (Detasemen Kesehatan Wilayah) Malang. Kalau bisa memperoleh vaksin lebih banyak, jauh lebih bagus, dan itu merupakan harapan kita semua agar tercipta herd immunity.” pungkasnya. (avf//agl)