Kamis (12/10), bertempat di Gedung Sasana Budaya (Sasbud), Universitas Negeri Malang (UM) Pameran karya (PK) memasuki hari keempat. Di hari keempat ini PK berfokus pada kegiatan Jurnalistik. Kegiatan yang bertajuk Journalism Day ini terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan, yaitu Workshop Photography Jurnalistik, kelas menulis yang terbagi menjadi kelas karikatur, berita, dan prosa jurnalisme, dan acara terakhir, yaitu Diskusi Nusantara (Dinar).
Workshop Photography Jurnalistik mengundang Aish Iqbal, yaitu srorang fotografer dari Jurnalistik Fotografi Club (JUFOC), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Ahmad Baharudin Yusuf, anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Siar dan juga anggota dari Himpunan Mahasiswa Fotografi (Himafo) UM.
“Workshop Photography Jurnalistik sangat penting, hal ini karena fotografi jurnalistik berbeda dengan dokumentasi dan ini sangat menarik untuk diulas,” tutur Leny Sagita, Koordinator Acara Pk 2017.
Materi pertama dalam Workshop Photography Jurnalistik menjelaskan tentang jenis dan kompilasi fotografi disampaikan oleh Aish Iqbal. Menurut pria asal Gresik ini fotografi yang baik merupakan foto yang disertai keterangan foto. Selain itu, Ia juga mengungkapkan bahwa keterangan di dalam foto itu harus memunculkan 5W+1H agar lebih jelas maksud dan tujuan penggambaran dari foto tersebut.
Materi Workshop Photography Jurnalistik kedua disampaikan oleh Ahmad Baharudin Yusuf. Pria asal Pasuruan ini mengungkapkan bahwa fotografi jurnalistik membangun gerakan visual Lembaga Pers Mahasiswa dalam literasi dan kolaborasi. “Fotografi jurnalistik bermula dari kegiatan dokumentasi fotografi yang semakin canggih dan mempunyai kaidah estetika tersendiri,” tambahnya.
Rudi juga memberikan saran agar Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) cabang Malang untuk membuatkan antologi fotografi se-Malang Raya sehingga dapat digunakan sebagai media dalam mengembangkan kemampuan fotografi.
Menanggapi saran dari Rudi, Faizal Ad Dharaqutni, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PPMI kota Malang mengatakan bahwa sebenarnya dari LPM sendiri sudah ada pameran foto jurnalistik, seperti yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurnalistik dan Fotografi (HMJF), Universitas Kanjuruhan Malang yang mengusung tema “Kopi Dampit”.
Acara Workshop Photography Jurnalistik berakhir pada pukul 16.30 WIB mendapatkan apresiasi yang cukup tinggi dari peserta workshop. “Saya rasa bagus acaranya, saya kurang bagus dalam foto jurnalistik. Setelah mengikuti ini ternyata angle-angle untuk mendukung foto,” tutur Alfi, anggota LPM Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Ia juga menuturkan bahwa selama ini banyak orang menilai foto jurnalistik itu hanya dilihat dari tulisannya. Namun, kenyataannya dari segi foto juga penting. “Kita tidak bisa hanya asal menjepret saja, tapi bagaimana foto yang kita bawa itu bisa menyampaikan apa yang kita tulis,” tambah Alfi. (dhe//bia)