Pagi datang dengan kesombongan
Mengagung-agungkan kesehatan badan dan moral
Pagi berjanji menebar remah-remah kehidupan
Tak bermoral memang
Malam dengan kepekatannya
Dengan segala intrik picik dan tenungnya
Kenyamanan dipan kapuk
Dan segala gonggongan dalam damainya
Dengan paksaan sang nasib semua berjalan
Dengan takaran sama pula diganjar
Dalam diammu kau merangkul bulan bak matahari
Sejenjang lebih tinggi dengan visi misi
Dalam diammu pula wacana-wacana hadir
Tiang nyaring bagai teman
Bersendau gurau dalam maestro alam
Nampak lebih bersilau
Merekah buah-buah kesunyian itu
Ya, memang dalam hening dan diam malam itu
Sajak-sajak realitas mengalir deras
Membumbung dan menggenggam antithesis
Dengan perlahan terkikis
Dengan melihat pembenaran-pembenaran
Dengan denting tiang kau terbakar
Membakar semua.
Mencipta angan berjarak samudera
Dengan air bumbu-bumbunya
Dalam pelayaranmu semua indah
Dengan camar-camar pengantar jelajah
Mulai surut setapak demi setapak
Dalam pergolakan bius-bius memenjara
Dengan rasanya hambar tak terkira….
Penulis: M. Farih Rizki Pratama – Mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2017
*Redaksi siarpersma.local menerima tulisan dari semua orang yang memiliki keberanian untuk menulis dan ditelanjangi pemikirannya. Klik Mari berkontribusi