Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Negeri Malang (UM) 2021 dilaksanakan secara daring melalui live streaming YouTube, website PKKMB UM, dan Zoom Meeting. Wakil Rektor III UM, Mu’arifin mengungkapkan bahwa sistem PKKMB tahun ini sedikit berbeda, yang intinya harus progresif dan dinamis serta lebih baik dari tahun sebelumnya. “Ada yang sama (sistem pelaksanaan PKKMB tahun ini dengan tahun lalu), ada juga yang tidak. Intinya kita harus progresif-dinamis. Berdasarkan hasil evaluasi tahun lalu, harusnya yang sekarang lebih baik,” ujar Mu’arifin ketika dihubungi pada Senin (16/8). PKKMB online ini juga diupayakan untuk mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di UM, termasuk mengajak organisasi mahasiswa (ormawa) yang ada di UM untuk membuat setting yang baik.
Rencana awalnya, PKKMB UM 2021 akan dilakukan secara hybrid, yaitu melakukan pembukaan dengan mendatangkan beberapa mahasiswa baru (maba) ke kampus seperti saat wisuda mahasiswa akhir. Namun, rencana tersebut dibatalkan karena adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akhirnya, dilakukan perubahan rencana berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh penyelenggara dengan melakukan banyak pembenahan.
Penugasan pada PKKMB tahun ini juga memiliki perbedaan dengan tahun lalu. Perbedaan tersebut terletak pada penilaiannya, di mana tahun lalu penilaian masih pada tahap partisipasi keaktifan, sementara untuk tahun ini bertambah dengan instrumen tes tulis kognitif dengan model tes pilihan ganda, serta self evaluation pada tiap materi dengan passing grade sebesar 70 poin. Jika maba belum berhasil mencapai passing grade tersebut, maka ia harus mengulang tes tulisnya.
Mu’arifin menjelaskan bahwa efektivitas PKKMB ini tidak dapat dilihat dari satu variabel saja. “PKKMB merupakan salah satu ikhtiar kita agar mahasiswa dapat segera beradaptasi terhadap dunia perkuliahan. Maka dari itu, kita susun secara sungguh-sungguh. Nah, ikhtiar-ikhtiar itulah yang menentukan efektivitasnya. Selain itu juga ditentukan oleh banyak variabel lain, baik dari penyenggelara atau peserta,” kata Mu’arifin.
Husnul Mufidaty Luthfiyah, maba Program Studi Pendidikan Sejarah mengungkapkan pengalamannya saat menjalani hari pertama PKKMB online, “Sebenarnya biasa aja, tetapi overall cukup membantu karena tugasnya tidak sebanyak universitas lain,” ungkapnya.
Meski telah direncanakan sematang mungkin, pelaksanaan PKKMB online tahun ini tak luput dari keluhan para maba. Salah satunya adalah website PKKMB yang dirasa lambat. Menanggapi hal itu, Mu’arifin kembali menjelaskan bahwa setiap harinya—selama PKKMB berlangsung—akan dilakukan evaluasi berdasarkan respon peserta. “Itu akan ditangani oleh PTIK (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) UM, tetap kita lakukan pelacakan-pelacakan pada masalah tersebut. Setiap hari kita lakukan evaluasi-evaluasi dari respon mahasiswa. Permasalahan lemot itu karena apa? Jangan-jangan masalah jaringannya, atau karena ponselnya. Jika terdapat kendala, bisa melakukan koordinasi dengan panitia. Saya yakin panitia akan menanggapi dengan baik serta memberikan solusi-solusi kepada mereka,” terang Mu’arifin.
Penutupan PKKMB online rencananya akan dilaksanakan secara sinkronus melalui Zoom Meeting. Acara penutupan tersebut akan diatur oleh pihak jurusan masing-masing sesuai dengan petunjuk teknis yang sudah dibuat oleh UM.
Terkait pelaksanaan PKKMB online, Mu’arifin berpesan kepada para maba agar selalu fokus. “Yang pertama itu fokus. Ketika Anda tidak fokus tidak akan efektif pasti,” pungkas Wakil Rektor III UM tersebut. Jika mengalami kegagalan fokus, ia mengharapkan agar para maba mengingat kembali tujuan berkuliah di UM, agar muncul motivasi dari dalam diri. Menurutnya, jika motivasi terbangun, efektivitas PKKMB online pun akan tercapai. (rifk/sm/rtn/lv//ahm)