Judul : Jurnalisme Dasar
Penulis: Luwi Ishwara
Penerbit: PT Kompas Media Nusantara
Tahun terbit: 2011
Jumlah halaman: 188
Bab pertama buku Jurnalisme Dasar karya Luwi Ishwara menjelaskan tentang wartawan, sikap, dan watak wartawan. Dalam bekerja, seorang wartawan bisa dibilang tidak mengenal istirahat, sebab dalam satu tahun seorang wartawan harus bekerja selama 24 jam penuh. Menjadi wartawan tidaklah mudah, selain waktu bekerja yang tidak menentu, kendala lain yang harus dilalui oleh wartawan adalah tempat. Wartawan harus siap mengambil data di tempat-tempat yang tidak terduga. Selain tempat untuk mengambil berita, wartawan juga melibatkan berbagai pihak dalam menggali informasi tanpa memandang latar belakang orang tersebut. Bisa orang miskin, orang kaya, ataupun orang yang memiliki derajat yang lebih tinggi.
Dalam buku tersebut, Luwi Ishwara juga menerangkan bahwa wartawan bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga seorang pencari gagasan. Seorang wartawan mengemban tanggung jawab yang besar. Di dalam buku Louis W Hodges membedakan antara tanggung jawab yang disebut responsibility dan tanggung jawab yang disebut accountability. Berdasarkan pembagian kedua tanggung jawab tersebut dapat dibedakan menurut bahasa Inggris, yaitu tanggung jawab untuk (responsible for) dan tanggung jawab untuk (accountable to). Dalam buku Luwi Ishwara ada tiga kategori tanggung jawab yang bisa diterapkan dalam dunia pers. Pertama, tanggung jawab yang didasarkan pada penugasan (assigned responsibilities), dalam tanggung jawab ini atasan yang memerintahkan bawahan. Kedua, tanggung jawab berdasarkan kontrak (contracted responsibilities), dalam tanggung jawab ini ada orang lain yang mau berkorban atau berbuat baik untuk orang lain dengan menanggung akibat dari perbuatannya.
Pada bagian akhir bab pertama dijelaskan bahwa seorang wartawan harus dibekali dengan beberapa hal berikut:
- Naluri berita, seorang wartawan harus bisa membedakan mana yang termasuk berita mana yang bukan berita.
- Kemampuan observasi. Dengan melakukan observasi, seorang wartawan bisa membedakan mana berita yang biasa dan mana berita yang baik.
- Keingintahuan yang tinggi. Dengan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seorang wartawan akan lebih terbiasa mencari pertanyaan-pertanyaan yang terkadang di luar daftar pertanyaan wawancara.
- Seorang wartawan harus memiliki kemampuan dalam mengenali berita.
- Sikap dalam menangani berita. Wartawan harus tahu prosedur dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan dalam menyajikan berita yang baik.
- Ungkapan yang jelas. Wartawan harus bisa mengekspresikan dirinya, baik dalam tulisan maupun kata-kata.
- Kepribadian yang luwes.
- Kemampuan dalam melakukan pendekatan.
- Kecepatan dalam mendapatkan dan mengolah berita.
- Kecerdikan dalam menggali suatu informasi.
- Teguh janji.
- Daya ingat yang tajam untuk mempermudah pekerjaannya.
- Selalu siap sedia membawa buku catatan untuk mencatat informasi-informasi penting yang didapatkannya.
- Seorang wartawan juga terkadang membutuhkan berkas catatan untuk menunjang kelengkapan data yang dimilikinya.
- Hendaknya memiliki kamus sebagai media penunjang.
- Rajin menyimak berita baik di dalam media cetak maupun media elektronik.
- Memiliki tujuan dalam penulisan berita yang berfungsi sebagai perbaikan demi kemajuan.
Buku Jurnalisme Dasar ini memiliki keruntutan yang baik dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Walaupun ada beberapa bagian yang menggunakan bahasa-bahasa dengan istilah yang cukup berat, namun hal tersebut masih dalam batas wajar, sesuai dengan istilah-istilah yang ada dalam bidang jurnalisme. Bekal yang diberikan oleh buku ini, khususnya pada bab pertama tentang wartawan sangatlah baik. Buku ini memberikan pengetahuan bahwa untuk menjadi seorang wartawan harus memiliki sikap disiplin, wawasan yang luas, dan banyak sikap lainnya yang harus dimiliki oleh seorang wartawan.