Kebudayaan Topeng Malangan Desa Jambuwer : Akankah Bangkit Kembali?

Rabu (12/07/2023) – Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pendampingan terkait pembuatan cetakan

Dokumentasi/LPM Siar

Rabu (12/07/2023) – Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pendampingan terkait pembuatan cetakan dan pemasaran topeng kepada para pengrajin Topeng Malangan di Desa Jambuwer. Acara yang bertajuk “Sosialisasi Pembuatan Cetakan Topeng dan Pemasaran Topeng Berbasis Media Sosial” berlangsung di Aula Balai Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.

Berawal dari aspirasi para pengrajin Topeng Malangan di Desa Jambuwer yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan topeng baik sebagai peraga, aksesoris tarian, maupun suvenir berupa gantungan dinding, dikarenakan topeng masih dibuat secara manual dengan cara memahat kayu. Tak hanya itu, dampak dari pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang datang untuk belajar mengenai kesenian Topeng Malangan sekaligus berdampak pada jumlah pesanan terhadap penjualan Topeng Malangan.

Tim KKN UM mencetuskan sebuah ide untuk membantu permasalahan para pengrajin topeng di Desa Jambuwer. Untuk mengatasi masalah pertama terkait pemenuhan permintaan pembuatan Topeng Malangan sebagai suvenir, maka diberikan alternatif berupa suvenir yang terbuat dari bahan gypsum yang dicetak menggunakan alat cetakan berbahan rubber silicone. Selanjutnya, untuk mengatasi berkurangnya omzet penjualan topeng, maka diadakan sebuah pendampingan terkait promosi melalui media digital. Kedua solusi tersebut dituangkan ke dalam acara sosialisasi yang dihadiri Kepala Desa beserta perangkat Desa Jambuwer, para pengrajin topeng serta pemuda di Desa Jambuwer.

Rangkaian kegiatan “Sosialisasi Pembuatan Cetakan Topeng dan Pemasaran Topeng Berbasis Media Sosial” dimulai dengan pembukaan acara yang dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Pembukaan dimulai dari Andika Mahendra Wicaksono selaku koordinator KKN UM 2023 Desa Jambuwer. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua pelaksana yang disampaikan oleh Amalia Romadhona Ghiffari Putri. Terakhir sambutan disampaikan oleh Kepala Desa Jambuwer yang diwakilkan oleh Kepala Urusan (Kaur) Desa yaitu Mujiyono. 

“Terima kasih kepada mahasiswa KKN yang berasal dari UM telah memberikan sosialisasi kepada para pengrajin dan pemuda Desa Jambuwer terkait kebudayaan topeng. Dengan adanya Sosialisasi Pembuatan Cetakan Topeng dan Pemasaran Topeng Berbasis Media Sosial diharapkan dapat tetap melestarikan kebudayaan topeng di Desa Jambuwer,” ujar Mujiyono.

Foto Sambutan Kaur Desa Jambuwer

Rangkaian acara sosialisasi berlanjut pada pemaparan materi pertama, yaitu pembuatan alat cetakan suvenir topeng menggunakan bahan silicone rubber. Pembuatan alat cetakan topeng dimulai dengan pembuatan wadah persegi berbahan dasar polivinil klorida (PVC). Kemudian, ada dua topeng yang telah diukir dengan ukiran berbeda, diletakkan di dasar wadah PVC yang akan menjadi bentuk dasar dari alat cetakan topeng. Silicone rubber cair dituangkan ke dalam wadah dan ditunggu selama satu hari. Kemudian, topeng dasar dilepaskan dari cetakan dan cetakan topeng telah dapat digunakan. Dua contoh topeng hasil pencetakan tersebut ditunjukkan pada saat kegiatan sosialisasi berlangsung. Agar kokoh, topeng tersebut ditambahkan serat fiber sehingga menambah nilai lebih dari teknik pencetakan Topeng Malang berbahan dasar gypsum.

Materi bergilir pada sosialisasi pemasaran produk menggunakan media digital. Materi difokuskan pada pengenalan dan gambaran potensi penjualan pada dua e-commerce yaitu Shopee dan TikTok. Pada penggambaran penggunaan Shopee sebagai media penjualan digital, dipaparkan perbandingan antara menggunakan WhatsApp dengan Shopee. Menurut survei oleh pemateri, didapat jumlah 100 buah pesanan topeng dengan omzet sebesar 3 juta rupiah apabila melalui WhatsApp seperti yang biasa dilakukan pengrajin topeng setempat. Apabila bertransformasi ke Shopee, jika diambil dari data pengguna aktif Shopee di Jawa Timur dengan rentang umur pengguna 24 – 30 tahun, dapat ditarik perkiraan omzet yang dapat dicapai sebesar 28 juta rupiah. Selain itu, TikTok sebagai platform dengan pengguna terbesar ke tiga di Indonesia, turut direkomendasikan pemateri untuk pembuatan konten topeng untuk meningkatkan awareness terkait Topeng Malangan di Desa Jambuwer.

Rangkaian acara berlanjut pada parallel session, para pengrajin topeng dan pemuda Desa Jambuwer dibagi menjadi tiga bagian untuk menerima beberapa materi. Mulai dari materi terkait pembukuan yang berkaitan dengan manajemen produk dan keuangan; membantu para pengrajin untuk mendaftarkan produk mereka di Shopee dan tata cara memotret produk yang menarik.

Foto Pararel Session Pemotretan Produk Topeng

Seluruh rangkaian sosialisasi berjalan dengan lancar dan berakhir pada pukul 11.30 WIB. “Alhamdulillah seluruh rangkaian acara sudah selesai, namun saya harap tim KKN UM dapat terus mendampingi para pengrajin topeng secara pribadi dan semoga kebudayaan topeng di Desa Jambuwer tetap lestari,” tutur salah satu pemuda Desa Jambuwer.

Penulis : Aden Brilliant Ghanessi Putra Firdaus

Editor : Tarisa Della

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA