Rabu (16/8), jajaran Birokrat Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan konferensi pers di Ruang Sidang A1 UM. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengklarifikasi perihal kemoloran waktu latihan upacara bendera sehingga mahasiswa baru (Maba) tidak melakukan Salat Ashar. Konferensi Pers dilakukan oleh Jajaran Birokrat UM dan dihadiri Perwakilan Panitia Pengawas (Panwas), Perwakilan Panitia Pelaksana Universitas (PPU), dan beberapa media, seperti Radio Republik Indonesia, Republika, Malang Today, dan Malang Pos.
Pihak UM mengakui kurangnya mobilisasi terhadap Maba yang jumlahnya hampir tujuh ribu. “Memang kami secara teknis tidak mengantisipasi secara detail, terutama berkaitan dengan mobilisasi maba yang banyak,” tutur Syamsul Hadi, Wakil Rektor (WR) III UM. “Kami tidak mengantisipasi berapa waktu yang dibutuhkan anak-anak untuk masuk dan kemudian keluar dari stadion termasuk penataan ketika akan melakukan paper mob,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asep Sunandar, Koordinator Panwas Universitas bahwa perhitungan waktu untuk mengkondisikan Maba tidak sesuai dengan perkiraan. “Antisipasi waktu sebenarnya sudah ada, hanya saja kondisi di lapangan begitu panas sehingga yang tadinya kami memperhitungkan selama 30 menit selesai, ternyata di lapangan tidak cukup,” tutur Asep.
Kemoloran waktu juga disampaikan oleh Maba Fakultas Ekonomi yang tidak berkenan disebut namanya, bahwa kegiatan terus berlanjut hingga lebih dari pukul 17.00 WIB. “Itu di jadwalnya jam 5 harus pulang dan ternyata masih lama, masih baris, terus jam 5 masih lanjut kegiatannya, gak tahu itu mau difoto katanya, ternyata gak di foto,” ungkapnya.
Sebagai Penanggung Jawab Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), WR III UM meminta maaf kepada masyarakat, terutama orangtua Maba. “Kami tidak ada niatan melarang adik-adik untuk melaksanakan Salat Ashar, sama sekali tidak ada unsur kesengajaan,” tutur Syamsul. (wis/mt//bia).