Kebingungan Informasi, Maba Fakultas Sastra: Mana Grup Resmi?

Antusiasme mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Malang (UM) dalam mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2021

FSUM
Foto: jsi.sastra.um.ac.id

Antusiasme mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Malang (UM) dalam mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2021 yang digelar sejak Senin (16/8) kemarin dapat terlihat dari banyaknya maba yang mengunggah twibbon di media sosial. Di tengah antusiasme tersebut, tak sedikit maba yang mengalami kebingungan informasi terkait PKKMB, akibat tidak adanya grup chat resmi.

Dinda Aldiar Hendrasty, salah satu maba Fakultas Sastra (FS) jurusan Sastra Indonesia mengaku bahwa dirinya dan maba FS lainnya kekurangan informasi. “Kami jadi kekurangan informasi resmi dari universitas, walaupun sudah mencari info di web UM. Dan takutnya banyak hoax yang kami terima, karena kami belum mengerti mengenai kehidupan kampus yang pastinya berbeda dari SMA,” katanya ketika dihubungi pada Selasa (17/8).

Pada hari pertama PKKMB, banyak maba FS—termasuk Dinda—mendapat tugas tambahan tanpa info resmi dari UM. Tugas tersebut menyebar dengan cepat, sehingga Dinda dan kawan-kawannya kebingungan membedakan tugas resmi dengan tugas yang berasal dari oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kami kebingungan, mana tugas yang resmi dan mana yang hanya akal-akalan pihak yang tidak bertanggung jawab. Kami mendapat tugas tambahan dari grup ke grup, untuk pastinya dari siapa kami tidak tahu. Kami maba, ya, hanya mengiyakan jikalau ada tugas tambahan. Ini termasuk salah satu imbas dari tidak adanya grup resmi fakultas.” terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Vina Azka Amalia, maba FS dari jurusan Sastra Arab. Ia merasa tidak yakin dengan informasi yang ia terima, akibat tidak adanya grup chat resmi yang mengumpulkan maba FS. “Kami harus mencari informasi sendiri, dan informasi yang kami dapat belum tentu benar atau jelas. Biasanya informasi yang saya dapat dari Instagram. Ada juga informasi dari teman-teman maba, nah, inilah yang belum tentu benar.” katanya pada Selasa (17/8).

Di samping itu, Baskoro Indra Cahya selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FS mengatakan bahwa larangan mengumpulkan maba dalam grup chat sebelum PKKMB usai telah diputuskan melalui Surat Edaran nomor 22.6.41/UN32.III/KM/2021 dari rektorat tentang Larangan Menghimpun Mahasiswa Baru secara Online dan Offline dan Larangan Melakukan Kegiatan Pra PKKMB.

Lebih lanjut, Baskoro mengatakan pihaknya telah berupaya untuk mengatasi kebingungan informasi yang dirasakan maba, dengan terus berkomunikasi dengan mereka melalui media sosial. “Kami berusaha membantu untuk menginformasikan di medsos resmi kami dan menjawab semua pertanyaan yang masuk di Direct Message (DM) medsos sesering mungkin,” katanya pada Selasa (17/8).

Baskoro mengaku bahwa dirinya sudah melaporkan ketidakefektifan sistem informasi satu pintu seperti ini kepada Wakil Dekan III FS sejak Mei lalu. Namun, dirinya kemudian menyadari bahwa sistem tersebut merupakan cara yang cukup baik untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang, terlebih dalam kondisi serba daring. “Tapi memang dengan adanya sistem informasi yang satu pintu itu, mahasiswa baru akhirnya langsung mengarah ke IG UM ataupun medsos resmi lainnya. Dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, di dalam grup maba pun masih terlihat banyak sekali pertanyaan. Kakak-kakak dari BEM FS yang bergabung ke grup itu juga masih harus mencari tahu terlebih dahulu informasi yang diminta maba,” terangnya.

Baskoro juga membeberkan bahwa pihaknya menemukan beberapa grup chat maba yang dibuat secara ilegal. Hal tersebut menjadi perhatian utama BEM FS karena berpotensi menjadi sumber penyebaran hoax dan rawan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. “Untuk grup-grup ilegal, terhitung sejak dua bulan lalu sudah kami pantau. Kami menyebar, mengusut, juga berusaha memberikan pengertian terkait grup-grup ilegal kepada maba,”

“Kami sudah mempersiapkan grup resmi untuk maba. Memang untuk dibukanya, menunggu di hari terakhir PKKMB. Kami juga terus berkoordinasi menyampaikan keluhan-keluhan langsung ke Kemahasiswaan UM dengan maksud agar pihak fakultas maupun universitas dapat memahami keluhan yang dirasakan maba.” imbuh Baskoro. (als/dlt/fdl//avf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA