- Judul buku : Sejarah Tuhan
- Penulis buku : Karen Amstrong
- Penerbit : Mizan
- Penerjemah : Zaimul Am
- Penyunting Buku : Yuliani Liputo
- Halaman Buku : 280 Lembar
Buku yang menarik perhatian ketika membaca judulnya saja, judul yang jarang penulis lain berani memakainya. Namun, jika kita lihat dari topiknya buku ini bersifat universal, yang dapat dibaca oleh semua orang beragam agama. Buku ini menerangkan tentang proses dari perkembangan konsep keberadaan tuhan bagi orang-orang terdahulu yang mengaitkannya dengan kebudayaan masa lalu. Penulis dalam menyampaikannya didukung juga dengan mitos masa lalu, serta fakta sejarah manusia ataupun orang terkenal zaman dahulu.
Berdasarkan subbabnya mungkin kita menjadi bertanya-tanya tentang bagaimana Tuhan lahir hingga apa itu yang dimaksud kematian Tuhan, topik yang terkesan berat untuk dipelajari, namun menarik untuk dibaca. Buku sejarah Tuhan ini memaksa pembaca untuk ikut merenungkan cara manusia dalam memaknai dan memandang Tuhan secara utuh. Karen Armstrong membuat satu tema besar dari berbagai kebudayaan yang ada di dunia, yaitu proses pencarian Tuhan yang dapat diterima manusia di zamannya. Sejarah Tuhan memberikan berbagai pandangan manusia sebagai bagian dari evolusi terhadap kekuasaan tertinggi dalam sejarahnya, yaitu Tuhan. Contoh cerita dalam buku ini adalah pergantian kepercayaan akan satu Tuhan pada masa purba awal ke kepercayaan pagan yang memiliki banyak Tuhan, dimana Tuhan-Tuhan itu menyerupai manusia, hal tersebut dimaksudkan untuk keinginan mereka menjangkau Tuhan-Tuhan baru yang posisinya lebih dekat dengan manusia dan dapat mereka nalar dengan akal pikiran dibandingkan Tuhan yang Maha Kuasa akan tetapi sulit untuk mereka bayangkan keberadaannya maupun mereka jangkau.
Pada buku ini juga menjelaskan bahwasanya manusia pada hakikatnya telah memiliki naluri alamiah atau dari dalam hati mereka untuk mencoba berdekatan dengan sesuatau yang diluar akal mereka baik itu hal yang gaib, yang mana tingkat tertinggi hal yang gaib itu bagi manusia adalah Tuhannya. Hal ini diceritakan secara kronologis sejak berkembangnya monoteisme purba menjadi politeisme pagan di seluruh dunia. Ada pula pendapat menarik tentang bagaimana Tuhan tiga agama monoteisme besar (Yahudi, Kristen, Islam) diimplementasikan oleh bangsa India menjadi dewa-dewa Hindu dan Buddha, juga kaitannya dengan kepercayaan akan nirwana pada agama Buddha. Di samping itu, juga diceritakan bagaimana perkembangan kebudayaan pagan yang penuh mitos dan ritual akhirnya membawa manusia kembali pada monoteisme yang dipandang lebih rasional. Lebih jauh lagi, perkembangan akal manusia saat ini justru memunculkan keraguan akan eksistensi Tuhan dan peranannya dalam kehidupan masyarakat modern. Armstrong banyak mencantumkan naskah-naskah kuno, seperti Enuma Elish yang merupakan kitab bagi kepercayaan Babilonia Kuno sampai Al-Quran, untuk menggambarkan dasar pemikiran manusia mengenai Tuhan pada setiap kepercayaan.
Kutipan-kutipan ini menunjukkan bahwa dasar pemikiran penulis didukung oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya, di samping memberi pengetahuan lebih bagi para pembaca. Buku ini dilengkapi dengan lampiran sumber masing-masing kutipan yang digunakan dalam buku dan juga daftar buku yang disarankan untuk dibaca selanjutnya bagi pembaca yang ingin mendalami lebih lanjut tentang sejarah agama dan kaitannya dengan perkembangan budaya manusia. Kelebihan lain buku ini adalah jika umumnya buku tentang ketuhanan rentan terhadap bias keyakinan si penulis, buku ini terbilang netral dan objektif dalam membicarakan setiap agama dan kepercayaan yang pernah ada. Hal ini menjadi nilai tambah mengingat Armstrong besar dalam lingkungan Katolik Roma dan pernah menjadi biarawati.
Dalam menuliskan pandangan-pandangannya, Karen Armstrong, berusaha tidak mengeluarkan pendapat pribadinya mengenai kepercayaan tertentu secara langsung. Penulis hanya mengeluarkan pendapatnya mengenai anggapan manusia mengenai Tuhan dari zaman ke zaman. Sayangnya, buku ini banyak memakai istilah-istilah yang jarang diketahui masyarakat awam, terutama istilah keagamaan. Pembaca yang umumnya tidak akrab dengan istilah-istilah dari berbagai agama dan tidak memiliki dasar pengetahuan mengenai sejarah akan mengalami sedikit kesulitan dalam mengikuti isi buku. Pada akhirnya, buku ini dapat menjadi awal yang baik dalam mempelajari perkembangan agama dan keyakinan di dunia meskipun dalam membacanya perlu perhatian dan usaha lebih untuk memahaminya. Dengan mempelajari sejarah tentang Tuhan, kita dapat menarik beberapa pelajaran untuk menjawab kebutuhan masyarakat modern akan Tuhan seperti yang ditekankan oleh Armstrong. Hal ini mungkin merupakan satu-satunya pendapat pribadi Armstrong yang tersamar dalam seluruh isi buku, bahwa kebutuhan akan Tuhan merupakan naluri alamiah bagi tiap manusia dan dengan-Nyalah manusia dapat menjadi manusia seutuhnya. Namun, kekurangan dari buku ini juga terdapat pada beberapa sejarah yang diterangkan atau dituliskan tidak tuntas sehingga bagi pembaca yang belum memiliki bekal keyakinan agamannya sendiri akan membelokkannya pada hal yang tidak mendasar, contohnya kematian Nabi yang pada buku Sejarah Tuhan ini di gambarkan bahwa seolah-olah Muhammad diracun oleh Aisyah dan Abdurahman, namun tidak disebutkan Abdurahman yang mana karena banyak panggilan tersebut pada masa itu. Namun, jika pembaca telah mempunyai dasar yang kuat tidak akan berbelok dan tidak menganggap benar peristiwa tersebut, hanya saja menjadi peristiwa maupun sejarah yang janggal.