Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang (KKN UM) Desa Kebobang sukses membuat prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH) dari barang bekas. Pembuatan prototipe ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Desa Kebobang mengenai Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa kegiatan di antaranya sosialisasi, workshop, hingga serah terima yang dilaksanakan pada hari Senin (17/07/2023).
EBT merupakan energi yang bersumber dari alam dan tidak dapat habis karena sifatnya yang berkelanjutan (red. terbarukan). Beberapa contoh EBT di antaranya memanfaatkan potensi panas bumi, tenaga surya, arus laut, gelombang laut, biomassa, tenaga angin, hidrogen, dan air. Ditinjau dari potensinya, Desa Kebobang memiliki beberapa sungai dengan aliran yang cukup deras, maka energi terbarukan yang dapat dikembangkan yaitu PLTPH.
“Dengan adanya sosialisasi EBT ini, saya berharap nantinya masyarakat dapat mengelola sumber daya yang ada menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat,” ujar Mujiati selaku Kepala Desa Kebobang.
Yudi Utomo, Kepala Dusun Kebobang, juga menambahkan pentingnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan barang bekas yang ada di sekitar. Hal tersebut dikarenakan Desa Kebobang memiliki Bank Sampah sehingga memungkinkan untuk mengedukasi masyarakat untuk turut memanfaatkan barang bekas demi kelestarian lingkungan, salah satunya dengan pembuatan turbin untuk PLTPH.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi mengenai pentingnya EBT yang berisi tentang berbagai jenis EBT hingga pengolahannya. Setelah itu, masyarakat juga diarahkan untuk mengikuti workshop pembuatan prototipe PLTPH di Desa Kebobang. Dengan harapan, masyarakat tidak hanya menerima secara teori saja, melainkan dapat mengimplementasikan secara langsung mengenai pembuatan PLTPH.
Saat ini Tim KKN UM telah berhasil mengoperasikan prototipe PLTPH yang berada di RW 02 Desa Kebobang. “Setelah beberapa kali melakukan survei terhadap sungai yang ada di Desa Kebobang, kita memilih aliran sungai pada RW 02 dikarenakan aliran sungai di sini cukup deras, sehingga memungkinkan untuk dibangun prototipe PLTPH,” ujar Briter Ovandika selaku penanggung jawab kegiatan ini.
Di sisi lain, pemilihan lokasi ini dikarenakan dekat dengan Bank Sampah yang tidak memiliki lampu penerangan. Berdasarkan beberapa alasan tersebut, lokasi ini dirasa sangat cocok untuk dibuat prototipe PLTPH.
Bahan prototipe PLTPH yang digunakan pun berasal dari barang-barang bekas, seperti kaleng cat dan velg yang tidak terpakai lagi. Pemanfaatan barang bekas ini sebagai wujud untuk melestarikan lingkungan. Selain itu, pemanfaatan barang bekas juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengolah barang-barang bekas.
Penulis : Ajeng Meylani
Editor : Risma