Peresmian Museum Pembelajaran Universitas Negeri Malang

[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form] Universitas Negeri

Dokumentasi/LPM Siar

[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form]

Universitas Negeri Malang (18/10), pada peringatan Dies Natalis UM ke-64 ini, UM dimeriahkan dengan peresmian Museum Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Peresmian museum ini dilakukan oleh Prof. Dr. H. A. Rofi’udin, M. Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Malang.

Gedung dengan nama Museum Universitas Negeri Malang yang terletak di dekat Sasana Budaya dulunya tampak kosong dan tidak difungsikan. Namun sekarang digunakan sebagai Museum pembelajaran.
Museum ini berisi tentang sejarah UM yang dulunya bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) hingga sekarang menjadi UM, ada juga beberapa alat dan media pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran sejak bernama PTPG. Oleh sebab itu, museum ini dinamakan Museum Pembelajaran Universitas Negeri Malang. “Museum ini namanya museum pembelajaran hanya ada satu-satunya di Indonesia. Khusus pada pembelajaran yang berfokus pada kurikulum, media, bahan ajar,” ujar Ari Sapto, Ketua Jurusan Sejarah selaku kepala museum.
Museum ini dikelola oleh Jurusan Sejarah karena berhubungan dengan sejarah. Untuk masuk ke dalam museum tidak sembarangan. Akan ada pemandu dari mahasiswa sejarah dan dibentuk perkelompok. “Karena namanya museum pembelajaran, maka yang datang adalah anak-anak sekolah yang berskala agak besar, jadi akan ada pemandunya,” ujar Sumarmi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial ketika memberikan sambutan.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerusakan benda-benda di Museum. Gedung museum itu sendiri terbagi menjadi beberapa ruangan yang terdiri dari ruang sejarah UM yang menyuguhkan pemutaran video, ruang Rektor/pemimpim UM, ruang prasasti, ruang tokoh, ruang media dan bahan ajar, ruang audio visual dan ruang UM masa depan. “Museum ini seperti jantungnya UM semuanya ada di situ dari SK hingga sejarah UM secara detail,” ujar Tiffana Nurrunnada selaku panitia dari Mahasiswa.

Saat ini pengunjung dapat masuk tanpa dipungut biaya namun akan berbayar setelah SK Rektor turun. “Museum ini untuk umum dan berbayar berdasarkan SK Rektor. Sistematika kunjungan museum dari kami akan menyiapkan tata tertib dan pemandu,” ungkap Ari Sapto.

Museum ini merupakan museum dinamis yang akan terus bertambah koleksi dan juga perbaharuan. “Setiap tiga bulan sekali kita update, gambarnya tidak selalu itu,” ujar Ari Sapto. “Harapan kedepannya museum ini dapat menjadi sarana promosi, edukasi, dan rekreasi,” imbuhnya. (snt/lny//wis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA