Malang – Sabtu (10/7), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) mengajarkan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang tentang cara menguji kandungan boraks secara sederhana menggunakan ekstrak kunyit. Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat tidak menghentikan pelaksanaaan kegiatan ini. Dengan memperhatikan protokol kesehatan, dari 25 orang kader PKK diambil 5 kader sebagai perwakilan.
Kegiatan dimulai pukul 9.00—12.00 WIB di rumah Tutik, Ketua PKK Desa Wonoayu. Program kerja mahasiswa KKN UM ini merupakan bentuk kepedulian atas keterbatasan kemampuan serta kurangnya pengetahuan warga Desa Wonoayu mengenai zat aditif berbahaya. Keberadaan zat aditif berbahaya berupa boraks perlu diwaspadai karena penggunaan dosis yang berlebih dapat berdampak pada kesehatan tubuh.
Program kerja ini meliputi dua kegiatan yaitu sosialisasi dan pelatihan uji boraks pada makanan. Kegiatan pertama yaitu sosialisasi kandungan zat aditif pangan pada bahan makanan. Penyampaian materi dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN UM Wonoayu, Alya Nisfu Laily Sa’diyah dari Jurusan Kimia. Ibu-ibu PKK menunjukkan antusiasnya dalam mendengarkan materi yang disampaikan. “Sosialisasi ini sangat menarik dan memberikan banyak manfaat karena memang belum pernah mendapatkan ilmu seperti ini dan hal ini merupakan ilmu dan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat untuk dipraktikkan dikehidupan sehari-hari,” ujar Tutik.
Kegiatan sosialisasi dilanjutkan kegiatan pelatihan uji kandungan boraks pada makanan. Sampel yang digunakan yaitu ikan asin, bleng, tahu, sosis, dan pentol. Cara untuk membuat indikator berupa ekstrak kunyit yaitu dengan menimbang 10 gram kunyit yang telah dikupas dan dicuci, kemudian dihaluskan dengan parutan, untuk mengambil sarinya dilarutkan dengan 100 mL air dan diperas, diambil airnya (berupa ekstrak kunyit). Untuk menguji kandungan boraks pada sampel makanan, dengan cara menggambil 1gram sampel dan dihaluskan, setelah itu diberi beberapa tetes ekstrak kunyit serta diamati hasilnya. Apabila terjadi perubahan warna kunyit dari kuning menjadi merah kecoklatan, artinya sampel tersebut positif mengandung boraks. Hasil pengujian menunjukkan sampel pentol, tahu, sosis, dan ikan asin negatif (tidak mengandung boraks), sedangkan untuk bleng positif mengandung boraks. Selain menyimak materi, ibu-ibu PKK Wonoayu juga ikut mempraktikkan uji boraks menggunakan kunyit.
Pewarta: Alya Nisfu L. S.
Penyunting: Yusrica Paulina
Tulisan ini berasal dari kontributor dan diterbitkan sebagai bagian dari rubrik spesial #SiaranKKN2021 yang bertujuan untuk mendokumentasikan kegiatan KKN mahasiswa Universitas Negeri Malang.