Malang – Senin (21/6), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar pelatihan tari di SMP Islam Ahmad Yani, Sumberagung, Ngantang, Malang. Bertempat di aula sekolah, pelatihan ini diikuti oleh siswi SMP Islam Ahmad Yani.
Di sekolah tersebut, pelatihan tari yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UM merupakan pelatihan tari perdana yang dilakukan oleh pihak di luar sekolah. “Kalau pelatihan tari dari luar seperti ini baru pertama kali dilakukan di sekolah kami. Kalau latihan tari untuk pentas seni biasanya anak-anak yang menyiapkan sendiri,” jelas Ari Pujowati selaku Kepala Sekolah.
Sebelumnya, kegiatan pelatihan tari hanya dilakukan secara mandiri oleh siswa-siswi ketika mendekati acara pentas seni rutin di sekolah tersebut. Akan tetapi, pandemi Covid-19 mengakibatkan kegiatan pentas seni rutin tidak dapat dilakukan. Selain itu, SMP Islam Ahmad Yani hingga kini masih memberlakukan kegiatan belajar mengajar secara daring.
Meski dilakukan secara luring, pelatihan tari tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan menyediakan hand sanitizer, membatasi peserta pelatihan, serta tidak membuat kerumunan. Dalam hal ini, peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok dan dilatih secara bergantian.
Tarian yang diajarkan kepada siswa-siswi adalah Tari Gandrung Jejer Jaran Dawuk yang berasal dari Banyuwangi. Tari secara berkelompok tersebut biasanya dilakukan sebagai pembuka pada acara tertentu atau pada saat penyambutan tamu yang datang ke Banyuwangi. Tarian tersebut dipilih agar siswa-siswi mengenal kesenian yang berasal dari luar Kota Malang. “Karena saya berasal dari Banyuwangi, saya ingin mengajarkan tarian dari daerah saya supaya anak-anak di sini dapat memahami kesenian dari berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya dari Malang saja,” ujar Maulida Rhomadhotul Khusnah selaku pelatih.
Tiap pekannya selama liburan semester genap, pelatihan tari dilakukan pada hari Senin dan Rabu. Dengan begitu, mahasiswa KKN UM berharap agar masa liburan siswa-siswi diisi dengan hal yang bermanfaat. Selain itu, pelatihan juga dapat berlangsung dengan durasi yang maksimal karena tidak adanya kegiatan belajar mengajar formal. “Karena ini kegiatannya saat libur sekolah, jadi waktu untuk melatih bisa lebih panjang,” kata Maulida.
Mahasiswa KKN UM memandang pelatihan tari kepada anak-anak merupakan salah satu kegiatan alternatif untuk menghindari adanya degradasi kebudayaan. Melalui pelatihan tari, generasi muda diharapkan mampu melestarikan kebudayaan tanah air. “Pelatihan tari di lingkungan sekolah seperti ini dapat memperkenalkan kesenian baru kepada anak-anak, sekaligus merawat kesenian itu sendiri,” imbuh Maulida.
Pewarta: Pratidina Okta Nirmala
Penyunting: Yusrica Paulina
Tulisan ini berasal dari kontributor dan diterbitkan sebagai bagian dari rubrik spesial #SiaranKKN2021 yang bertujuan untuk mendokumentasikan kegiatan KKN mahasiswa Universitas Negeri Malang.