Kejutan Hari Pertama untuk Wali Kota Baru Malang dari Aliansi Mahasiswa Malang Bersatu

Malang – Aliansi Mahasiswa Malang Bersatu (AMMB) yang terdiri dari gabungan organisasi, diantaranya organisasi Pembebasan, Smart, Ikatan Mahasiswa

Dokumentasi/LPM Siar

Malang – Aliansi Mahasiswa Malang Bersatu (AMMB) yang terdiri dari gabungan organisasi, diantaranya organisasi Pembebasan, Smart, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  Malang, SGMI, Aliansi Mahasiswa Papua Malang, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FISIP UB, BEM FT UMM, HMI FH UB, Sanggar Teater Malaka dan beberapa organisasi mahasiswa lainnya, menggelar aksi damai di depan Balai Kota Malang, pada Selasa pagi (25/9/2018).

Dalam aksi tersebut, masa membawa atribut berupa spanduk Aliansi Mahasiswa Malang, dan spanduk yang berisi 19 tuntutan. Aksi yang digelar ini berkaitan dengan isu Reforma Agraria sejati.

Tuntutan  yang  dilakukan ini mencakup sembilan belas poin sebagai berikut:

  1. Menolak Reforma Agraria Jokowi-JK
  2. Hentikan monopoli dan perampasan tanah kaum tani & rakyat Indonesia
  3. Hentikan intimidasi, kriminalisasi, & teror terhadap kaum tani di Indonesia
  4. Berikan jaminan sosial terhadap seluruh rakyat Indonesia
  5. Wujudkan kedaulatan pangan kepada rakyat Indonesia
  6. Hentikan pembangunan yang tidak memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan
  7. Berikan kebebasan berserikat, berkumpul, dan berekpresi serta berpendapat di muka umum
  8. Adili dan sita harta para koruptor
  9. Tegaskan dan usut tuntas kasus pelanggaran Ham
  10. Tolak keterlibatan Militer di wilayah sipil serta hapuskan Komando teritori
  11. Berikan kebebasan pers
  12. Segera menindak tegas perusahaan perusak lingkungan
  13. Nasionalisasikan perusahaan asing & asetnya dibawah kontrol rakyat.
  14. Tutup PT Freeport, MIFEE, Medco, Corindo dan perusahaan asing lainya yang berada di tanah Papua
  15. Berikan akses Jurnalis Asing dan lokal untuk meliput di Papua
  16. Berikan hak menentukan nasib sendiri Bangsa West Papua, sebagai solusi demokratis.
  17. Tolak pertemuan IMF dan WB di Bali pada Oktober mendatang
  18. Hapus hutang luar negeri
  19. Hapus Impunitas terhadap hukum

Satu persatu masa aksi pun menyampaikan aspirasi politiknya. Najip, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Teknik menyuarakan orasinya, “Kondisi tertindas yg diterima oleh buruh dan petani tidak pernah menjadi solusi. Kita dapat melihat Kulon Progo masih dilindungi oleh aparatur negara. Kita menolak pembangunan atas negara tapi menggusur lahan. Negara agraris mana yang membuat petani jadi turis. Negara maritim mana yg mengimpor garam,“ ujar koordinator lapangan aksi tersebut.

Muhammad Maulana, Humas AMMB menambahkan, “Karena Reforma Agraria yang dikeluarkan oleh Jokowi-JK adalah palsu, karena rezim secara data-data dari beberapa sumber itu menyebutkan bahwasanya relasasi itu dapat merata di seluruh rakyat, sehingga penafsiran Reforma Agraria yang kita pahami melalui konteks sejarah bahwasawanya Reforma Agraria adalah perebutan pemberian hak tanah dari kolonial Belanda pada petani. Tapi pada saat ini, bisa kita lihat bersama rezim tidak serius dan malah mengaburkan makna dari Reforma Agraria itu sendiri.”

Para masa aksi sempat mendesak dan menerobos masuk Kantor Wali Kota Malang untuk menemui langsung wali kota baru tersebut usai aksi berakhir. Namun, salah satu orator memberi pesan agar terus bersabar kemudian mentertibkan kembali aksi damai tersebut. Akhirnya, masa aksi pun saling bergandengan tangan, sebagai tanda solidaritas untuk menunggu kehadiran Wali Kota baru Malang yang kemarin baru saja dilantik (24/9/2018).

Setelah masa aksi melakukan aksi solidaritas dan memaksa masuk ke dalam kantor wali kota selama hampir 20 menit, akhirnya Wali Kota Malang keluar dan menemui masa aksi.

“Apapun inspirasi dan aspirasi jenengan sama dengan aspirasi dan insiprasi kami. Keterbatasan kami karena ini adalah kebijakan nasional, kami akan menyampaikan surat dari panjenengan melalui fax ke kementrian dalam negeri sebagai kepanjangan kami dari daerah. Saya ucapkanterima kasih kepada teman-teman. Suarakan idealisme kalian semua, dan terus berikan kami pemerintah solusi-solusi yang baik, saya mohon masukan-masukan dari adik-adik semua dengan kaca mata pandang panjenengan kususnya mungkin masalah-masalah daerah akan segera kami tindak lanjuti,” ujar Sutaji, Wali Kota Malang. (kvn,ftn/bia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA