Isu Disabilitas Warnai Debat Terbuka Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM UM 2019

Serangkaian agenda Pemilu Raya Universitas Negeri Malang (UM) telah sampai pada tahapan debat terbuka Calon Ketua Badan Eksekutif

Dokumentasi/LPM Siar

Serangkaian agenda Pemilu Raya Universitas Negeri Malang (UM) telah sampai pada tahapan debat terbuka Calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM (26/11). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Gedung A3 lantai 2 pukul 13.30 WIB. Meskipun mengalami kemoloran waktu sekitar 30 menit, kegiatan tetap terlaksana dengan lancar. Debat terbuka tersebut dihadiri beberapa mahasiswa dari berbagai fakultas.

Debat terbuka dilaksanakan untuk melihat tanggapan dari masing-masing pasangan calon (paslon) terkait isu-isu kampus maupun luar kampus. Sebelumnya, para paslon telah memperkenalkan diri dan menyampaikan visi misinya melalui agenda kampanye lisan (21/11) yang dilaksanakan di setiap fakultas.

Rangkaian debat tersebut diawali pembukaan, pembacaan mekanisme debat, sesi debat, sesi tanya jawab, dan terakhir adalah penutup. Mekanisme debat dibagi menjadi tiga sesi, yakni sesi pertanyaan dari KPU, sesi pertanyaan acak, dan sesi pertanyaan dari audien. Ada yang menarik pada sesi tanya jawab yang diajukan oleh audien kepada para pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM UM, pasalnya salah satu penanya merupakan mahasiswa disabilitas.

Riko, mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa mendapat kesempatan untuk bertanya. Pada kesempatan tersebut, Riko bertanya mengenai langkah-langkah dari setiap paslon dalam mewujudkan unit layanan ramah disabilitas. “Selama ini dari pihak universitas telah menerima anak-anak disabilitas. Namun, pelayanan untuk anak-anak disabilitas dan kebutuhan dari anak-anak disabilitas belum diberikan secara nyata,” ungkap Riko.

Ketiga paslon BEM UM, seluruhnya menjanjikan akan berusaha memfasilitasi mahasiswa disabilitas. “Masih banyak di fakultas lain belum memiliki fasilitas yang belum bisa mendukung kaum-kaum disabilitas tersebut. Di Fakultas Ilmu Pendidikan tidak semua gedung memiliki lift, sehingga bagaimana nasib mahasiswa disabilitas jika berkuliah di gedung tingkat 2 atau 3, sehingga di FIP mahasiswa disabilitas dipindah di gedung kuliah lantai 1,” jawab Hardiansyah, calon ketua BEM UM nomor urut 1.

Ia juga mengungkapkan bahwa usaha kampus dalam pembangunan fasilitas untuk mahasiswa berkebutuhan khusus sudah mulai berkembang, sehingga menurutnya perlu lebih dikawal. “Jadi, dari kami akan mengawal terus terkait usaha pelayanan bagi mahasiswa disabilitas di fakultas-fakultas lain,” tambahnya.

Beda halnya dengan paslon nomor urut 1, paslon nomor urut 2 memiliki cara tersediri. “Kami siap menerima teman-teman disabilitas untuk berproses bersama kami di BEM UM. Selain itu, dengan adanya UKM Gempita kami berharap dapat menjembatani agar dapat merangkul kawan-kawan difabel,” jawab Faris, calon ketua BEM UM nomor urut 2.

Dalam sesi tersebut Faris juga mengungkapkan bahwa permasalahan utama lainnya yang dihadapi UM adalah terkait kampus inklusi. “Selain itu, permasalahan utama lainnya adalah UM sudah siap menjadi kampus inklusi, namun fasilitas-fasilitasnya belum ada, ini merupakan tugas dari BEM UM bersama DPM juga untuk mengaspirasikan, memberikan pelayanan kepada teman-teman difabel,” tambahnya.

Tidak jauh berbeda dengan jawaban paslon nomor urut 2, paslon nomor urut 3 menyatakan bahwa pada periode 2018 BEM UM telah menerima seorang mahasiswa disabilitas untuk berproses di BEM UM. “Mas Wahyudi adalah ketua dari UKM Gempita, itu salah satu wujud bahwa BEM UM telah menerima teman disabilitas. Jadi, dari tahun kemarin itu sudah dilakukan terkait penampungan di dalam BEM UM. Sudah diberi fasilitas untuk berproses di dalam BEM UM, dan kita sudah siap untuk melanjutkan itu. Karena BEM UM adalah milik mahasiswa UM secara keseluruhan tanpa terkecuali,” jawab Dimas, Calon Ketua BEM UM nomor urut 3.

Selain itu, Mahasiswa Jurusan Sosiologi itu juga mengungkapkan bahwa terdapat program unggulan yang diusungnya, yaitu order proker. “Kedua, terkait fasilitas yang diberikan oleh kampus, kami berdua yakin bahwa tidak cukup untuk mewujudkan apa yang kita inginkan tanpa adanya sinergi bersama sehingga, kami menawarkan order proker sebagai program unggulan kita,” jelasnya.

Debat terbuka tersebut merupakan serangkaian agenda terakhir pemilu raya sebelum hari tenang tanggal 27-28 November 2018. Pemilihan umum serentak akan dilaksanakan Kamis, 29 November 2018. KPU berencana menggunakan e-vote sebagai sarana pemilihan ketua dan wakil ketua BEM UM. (ida/wis//bia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA