Mengenang 19 Tahun Dibunuhnya Munir, Aksi Kamisan Malang Ziarah Makamnya di Batu

Batu – Bertepatan dengan 19 tahun dibunuhnya Munir Said Thalib pada Kamis (7/10/23), Aksi Kamisan Malang gelar aksi

Gambar : Shofi NJ
Dokumentasi/LPM Siar

Batu – Bertepatan dengan 19 tahun dibunuhnya Munir Said Thalib pada Kamis (7/10/23), Aksi Kamisan Malang gelar aksi dan ziarah ke makam Munir Said Thalib. Aksi tersebut digelar terkait ketidakseriusan negara dalam menangani kasus Munir yang tak menuai titik terang hingga hari ini. 

Sejak pukul 14.00 WIB, beberapa massa aksi mulai berkumpul di jalan Veteran. Dirasa kurang, massa aksi lanjut konvoi menuju fakultas-fakultas di Universitas Brawijaya untuk menambah personil. Setelah massa berkumpul barulah mereka berangkat menuju Alun-alun Kota Batu.

Memperingati momentum September Hitam, Aksi Kamisan Malang juga menyuarakan pelbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tak kunjung dituntaskan. Mereka menuntut pemerintah agar segera menegakkan keadilan yang tak juga ditegakkan dan berujung hanya janji-janji saja dari pemerintah Indonesia.

“Sebenarnya tidak hanya isu tentang Munir, kita juga angkat topik HAM secara general seperti peristiwa Tanjung Priok, Marsinah hingga perampasan ruang hidup petani baru-baru ini,” ucap Ahmed Ubaidillah selaku Ketua Koordinator Lapangan Aksi Kamisan Malang. 

Diva, salah satu peserta Aksi Kamisan, sekaligus putri dari almarhum Munir, turut menyuarakan suara kekesalannya terhadap pemerintah terkait kasus Munir (abahnya). Menurut mahasiswi Fakultas Hukum UB itu, kasus abahnya berujung sama dengan kasus-kasus pelanggaran HAM lain yang belum diselesaikan. 

“Pastinya nomor satu adalah menuntaskan kasus Munir.  Selain itu, kami ingin 8 arek Malang yang ditangkap pada saat demo Kanjuruhan juga dibebaskan dari penjara. Ada juga kasus Marsinah dan sebagai macamnya itu juga tidak dituntaskan,” imbuh putri dari almarhum Munir itu.

Baca Juga : Perjuangan Tanpa Henti Suciwati Mencari Keadilan Bagi Suami

Ketidakseriusan dalam mengatasi kasus pelanggaran HAM dari pemerintah layaknya janji yang habis manis sepah dibuang saja. Hingga kini, janji itu belum juga terealisasi. Hal tersebut tidak sedikitpun membuat massa Aksi Kamisan Malang terhenti, mereka terus berlipat ganda, dan akan terus menyuarakan ketidakadilan di setiap Aksi Kamisan.

Hal tersebut juga membuat Diva tak tinggal diam. Kasus Munir telah melewati berbagai kontestasi politik. Calon presiden tak jarang menggunakan kasus pelanggaran HAM sebagai janji untuk dituntaskan. Namun nihil, kasus-kasus pelanggaran HAM hanya berakhir menjadi panggung politik saja tanpa ada eksekusi yang jelas. 

“Kalau dari opini saya sendiri, pemerintah tidak serius sama sekali akan hal itu [penyelesaian kasus HAM]. Karena selalu saja kasus ini akan dijadikan platform untuk pemerintah menjadi terkenal dan menjadi legitimasi. Kami tidak suka bahwasannya nyawa seseorang yang digunakan untuk menjadi legitimasi seseorang tersebut,” tambahnya lagi.

Aksi terlaksana dengan lancar. Dari Kota Malang menuju Alun-alun kota Batu. Kemudian aksi berlanjut untuk ziarah ke makam Munir sebagai penghujung Aksi Kamisan kali ini.

Penulis : Farid Wahyu T.S

Gambar : Shofi N.J

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA